digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA 2021 Nada Zharfania Zuhaira 1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Food waste telah menjadi isu global dan menjadi perhatian serius dari berbagai institusi mulai dari lembaga ketahanan pangan hingga organisasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik food waste rumah tangga, baik dari segi timbulan, komposisi maupun sifat fisik dan kimiawi melalui pengambilan sampel atau penelitian lapangan, dilakukan melalui komposisi 2 tahap mengacu pada SNI 19-3964-1994 terkait tata cara pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah kota, serta untuk mengetahui potensi dampak jenis sampah ini di Kota Bandung, khususnya yang berkorelasi dengan perubahan iklim. Nantinya, berdasarkan pengetahuan tentang karakteristik rumah tangga food waste, penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah spesifik berdasarkan karakteristiknya dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim dari masing-masing pengolahan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa timbulan food waste kota Bandung mencapai 0,264 kg/orang/hari. Komposisi sampah umum didominasi oleh food waste dan komposisi food waste terbesar disusun oleh buah dan sayur (65%). Food waste kota Bandung memiliki tingkat edibilitas sebesar 18,92%. Hal ini menyebabkan food waste memiliki kandungan air yang tinggi (74,78%) yang berkorelasi dengan volatilitas food waste yang juga tinggi (90,42%). Dengan volatilitas yang tinggi, food waste memiliki rasio C/N yang juga tinggi (24.52:1) dan melepaskan sejumlah gas rumah kaca yang secara tidak langsung memicu terjadinya perubahan iklim. Dari seluruh proses pengelolaan food waste, pada kondisi eksisting total emisi CO2eqnya adalah sebesar 16.488,13041 Gg/tahun dengan 31,46% emisi ter-manage dan 68,54% unmanaged. Alternatif pengelolaan food waste untuk diterapkan sampai tahun 2030 mengikuti “Alternatif 3 – Skenario Optimis” yang disarankan penulis. Skenario ini diprediksi dapat mengurangi dampak lingkungan beruapa unmanaged food waste menjadi hanya sebesar 179.015 ton/tahun (67,86%) dan unmanaged emisi CO2eq menjadi sebesar 9.221,25 Gg/tahun (50,76%) yang keduanya sudah sesuai dengan target NDC Indonesia, serta membawa dampak ekonomi ‘hanya sebesar’ Rp 53,6 M /hari, lebih kecil dibandingkan alternatif lainnya yang mencapai lebih dari Rp 70 M.