digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

COVER Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Indhie Hanifah
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Sebelum era digitalisasi, proses pengadaan di Angkasa Pura II dilakukan secara konvensional hingga tahun 2015. Sejak tahun 2016, Angkasa Pura II mulai mengimplementasi sistem eprocurement. Hingga saat ini, sistem e-procurement di Angkasa pura II memiliki tiga aktifitas utama, salah satunya adalah e-catalog. Sejak e-catalog diimplementasikan di tahun 2016, hanya beberapa user (Unit Teknis) yang menggunakan sistem e-catalog tersebut sedangkan user lainnya tidak pernah melakukan transaksi melalui sistem e-catalog. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem e-catalog tidak dimanfaatkansecara optimal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana data primernya diperoleh melalui wawancara. Penelitian ini diharapkan dapat meninjau apakah manfaat yang didapatkan oleh user telah sesuai dengan ekspektasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi isu-isu utama dari kurang optimalnya penggunaan sistem e-catalog. Penelitian ini nantinya juga akan memberikan rekomendasi agar sistem e-catalog dapat digunakan secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa user hanya mendapatkan lima dari sembilan expected benefits, yaitu (1) Biaya, yang terdiri Harga Murah dan Harga Standar; (2) Waktu, yang terdiri dari Kecepatan Proses dan Penghematan Waktu; (3) Meminimalisir Tindakan Korupsi, yaitu adanya Transparansi Proses; (4) Kemudahan Pengoperasian Sistem, yang terdiri dari Proses yang Sederhana dan Mudah, serta Dapat Diakses Secara Digital; dan (5) Laporan yang Lebih Baik, yaitu Data yang Update. Hal ini terjadi karena beberapa issue yaitu: (1) tidak adanya sosialisasi/training berkala setelah tahap implementasi; (2) tidak adanya perbaikan/evaluasi berkala; dan (3) adanya kebutuhan mendesak dari Manajemen Puncak. Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut akan dibagi menjadi tiga rekomendasi, yang mana rekomendasi-rekomendasi tersebut akan diurutkan berdasarkan prioritas. Prioritas tersebut mempertimbangkan biaya dan dampaknya bagi perusahaan. Dari tiga rekomendasi tersebut, dua diantaranya masuk ke dalam prioritas utama karena dapat menawarkan biaya yang rendah dan dampak yang tinggi bagi keberhasilan implementasi sistem e-catalog, yaitu (1) Diadakannya Sosialisasi dan Pelatihan, serta pembuatan Helpdesk, and (2) Menyiapkan Evaluasi berkala sebagai bahan perbaikan sistem e-catalog di masa yang akan datang Penelitian serupa nantinya dapat dilakukan dengan menambah jumlah participan pada saat interview, serta melibatkan pihak eksternal (penyedia barang dan jasa), agar akar masalah pada issue yang sama juga dapat dilihat dari sudut pandang pihak eksternal.