Proliferative diabetic retinopathy atau bisa disingkat PDR merupakan penyakit
yang disebabkan oleh diabetes melitus. Penyakit ini menyerang bagian mata
khususnya retina. Apabila tidak segera dirawat, penderita dapat mengalami
penurununan kemampuan melihat atau bahkan kebutaan total. Dokter
menggunakan citra retina dalam mendiagnosa PDR. Namun, kerap kali terjadi
perbedaan diagnosa antar dokter sehingga dikembangkanlah CAD (Computer
Aided Detection) untuk membantu dokter dalam mendiagnosa PDR. Banyak sekali
algoritma terkait deteksi PDR yang sudah dikembangkan. Namun, mayoritas
algoritma tersebut menggunakan citra retina dengan kualitas bagus dan stabil
sebagai citra masukannya. Padahal tidak semua rumah sakit memiliki peralatan
yang mendukung dalam memotret citra retina. Dataset retina yang digunakan yakni
dataset Noor ul Huda memiliki variasi kualitas citra pada pencahayaan, ketajaman
dan kontras.
Tugas akhir ini mengajukan metode baru dalam deteksi PDR yang mampu
beradaptasi pada variasi kualitas citra retina. Metode ini terdiri dari preprocessing
berupa CLAHE dan filter median. Hasilnya, preprocessing mampu mengubah
kualitas citra secara signifikan dan menyeragamkan distribusi kualitas. Segmentasi
dilakukan dengan 2 jenis metode yaitu line detector yang berbasis detektor garis
sederhana dan algoritma mlvessel yang berbasis filter wavelet. Ekstraksi fitur
fraktal dan lesi merah dijadikan fitur utama dalam klasifikasi. Klasifikasi dilakukan
menggunakan 3 jenis classifier, yakni L1 dan L2 logistic regression serta SVM.
Analisis kombinasi fitur dilakukan dengan pemeringkatan AUC fitur per jenis
menghasilkan performa tertinggi pada metode line detector tanpa enhancement
dengan fitur: 4 koefisien dimensi fraktal (dimensi box dengan dan tanpa
skeletonisasi, dimensi informasi dan koeralsi tanpa skeletonisasi), 6 data serial
pengukuran fraktal pada semua jenis serta fitur lesi merah. Performa tertinggi
tersebut dicapai menggunakan L2 logistic regression dengan nilai AUC 0,9392 ±
0,003, sensitivitas 94,51% dan spesifisitas 81,18%. Kesalahan klasifikasi terjadi
pada non-PDR ke PDR dan kelas PDR ke non-PDR. Kesalahan klasifikasi dapat
terjadi akibat kualitas citra yang berada di bawah kualitas rata – rata keseluruhan
dan tidak seimbangnya data setiap kelas.