Perekahan hidrolik atau hydraulic fracturing merupakan metoda yang umum digunakan
untuk meningkatkan nilai permeabilitas pada batuan yang memiliki permeabilitas rendah
dengan cara membuat rekahan baru pada masa batuan. Dalam perkembangannya, rekah
hidrolik pun dapat digunakan untuk penentuan kondisi tegangan insitu pada batuan. Pada
penelitian ini akan mencoba membahas teori yang berkembang bahwa rekahan yang timbul
akibat penekanan secara internal pada perekahan hidrolik akan terjadi pada arah yang tegak
lurus dengan sumbu tegangan utama minimum (Hubbert dan Willis, 1957). Penelitian ini
akan menganalisa terjadinya inisiasi rekahan menggunakan pendekatan pemodelan fisik dan
dilakukan verifikasi menggunakan pemodelan numerik. Pemodelan fisik yang dilakukan di
laboratorium akan diberikan pembebanan secara polyaksial pada dua jenis material yaitu
material transparan polyester resin dan campuran semen dan pasir. Pada pengujian material
polyester-resin diberikan pembebanan polyaksial ????1 sebesar 12 MPa, ????2 sebesar 9 MPa dan
????3 sebesar 6 MPa. Pengujian pada material campuran pasir dan semen diberikan pembebanan
polyaksial ????1 sebesar 3 MPa, ????2 sebesar 2 MPa dan ????3 sebesar 1 MPa. Pengujian
laboratorium memberikan nilai tekanan pecah untuk material polyester-resin sebesar 15.6
MPa dan untuk material campuran semen dan pasir sebesar 7.0 MPa. Pemodelan numerik
akan menggunakan metoda elemen hingga dua dimensi, dimana inisiasi rekahan yang terjadi
akan diasumsikan berdasarkan nilai faktor keamanan (FK) setiap elemen menggunakan
kriteria keruntuhan Mohr-Coloumb dan kriteria Griffith’s. Perilaku tegangan pada pemodelan
elemen hingga dalam kaitannya untuk memprediksi arah inisiasi rekahan akan difokuskan
pada perimeter lubang pengujian dengan menggunakan analisa regangan bidang. Penelitian
ini telah membuktikan bahwa inisiasi rekahan pada perekahan hidrolik akan terbentuk pada
sumbu arah tegangan maksimum dan pecahnya material yang didefinisikan oleh kriteria
keruntuhan Griffith’s memberikan hasil yang lebih konservativ bila dibandingkan dengan
kriteria Mohr-Coloumb.