Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem lahan basah yang menjadi tempat penyimpan
karbon terpenting di dunia. Meningkatnya kebutuhan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan
permukiman berkontribusi pada peningkatan deforestasi dan degradasi hutan di lahan gambut
yang berdampak pada peningkatan emisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki hutan gambut terluas adalah Kalimantan Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat deforestasi dan degradasi hutan di lahan
gambut Kalimantan Tengah antara tahun 1990-2019 beserta implikasinya terhadap jumlah
simpanan karbon di atas permukaan tanah (aboveground) yang hilang dan peningkatan emisi
CO2 tahunan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa peta tutupan lahan (tahun
1990, 2000, 2009, dan 2019) dan peta sebaran gambut Kalimantan Tengah, serta data simpanan
karbon dan emisi CO2 tahunan berdasarkan tipe tutupan lahan. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan software ArcMap 10.4 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada periode tahun 1990-2019, lahan gambut seluas 1.044.573 ha telah mengalami
deforestasi dan seluas 9.125 ha telah mengalami degradasi hutan. Estimasi simpanan karbon
yang hilang adalah sebesar 62.937.370 ton C akibat deforestasi dan sebesar 159.253 ton C
akibat degradasi hutan. Estimasi peningkatan emisi CO2 adalah sebesar 4.284.033 ton CO2-
eq/thn akibat deforestasi dan sebesar 198.749 ton CO2-eq/thn akibat degradasi hutan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat deforestasi dan degradasi hutan,
maka semakin tinggi jumlah simpanan karbon yang hilang serta CO2 yang teremisikan dari
lahan gambut di Kalimantan Tengah.