Lapangan SGA yang berada di Cekungan Kutai merupakan salah satu lapangan
minyak tertua di Indonesia dan sudah beroperasi sejak tahun 1900-an. Kedalaman
sumur-sumur produksi yang ada berkisar antara 400 s.d. 600 meter. Salah satu
upaya dalam menghidupkan dan meningkatkan kembali jumlah produksi di
lapangan ini yaitu dengan pengeboran zona-zona reservoir yang lebih dalam. Pada
saat dilakukan pengeboran, terjadi beberapa kendala operasional yang diduga
akibat adanya zona tekanan luap. Kendala pengeboran tersebut diantaranya adalah
rangkaian pipa terjepit, aliran sumur, gas tinggi, hingga kick. Dengan demikian,
diperlukan analisis mengenai tekanan luap dengan menggunakan data-data baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tekanan pori termasuk
mekanisme, estimasi, dan penyebaran tekanan luap di daerah penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan mengintegrasikan data sumur dan data seismik.
Data sumur yang digunakan sebanyak tujuh buah meliputi log talikawat (sinar
gamma, sonik, densitas, dan resistivitas), data uji tekanan formasi (MDT dan RFT),
data log lumpur, data parameter pengeboran, dan laporan pengeboran. Data seismik
meliputi data kecepatan interval, checkshot VSP, dan seismik 3D seluas 80,6 km2
.
Penentuan estimasi tekanan pori menggunakan metode Eaton yang dikalibrasi
dengan data uji tekanan formasi. Distribusi tekanan luap dilakukan dengan
menggabungkan hasil perhitungan data sumur dengan data seismik melalui
pemodelan 3D. Pemodelan tekanan pori 3D ditentukan berdasarkan model 3D
tegasan vertikal dari data densitas, model 3D tekanan hidrostatis normal dari
gradien tekanan hidrostatis, model 3D tegasan efektif dari nilai Tren Kompaksi
Normal (NCT).
Mekanisme pembentukan tekanan luap didapatkan melalui analisis respons Log
sonik, densitas, dan resistivitas menunjukkan bahwa mekanisme tekanan luap
dipengaruhi mekanisme unloading. Berdasarkan plot silang log sonik dan densitas,
diketahui bahwa tekanan luap di daerah penelitian dipengaruhi diagenesis lempung.
Kurva sejarah pemendaman menunjukkan kecepatan sedimentasi mencapai 330
m/juta tahun sehingga dapat dikatakan bahwa pembentukan tekanan luap juga
disebabkan oleh mekanisme loading.
Hasil analisis tekanan pori di daerah penelitian dapat dibagi ke dalam empat zona
yaitu: zona hidrostatis normal, zona underpressure, zona tekanan luap transisi, dan
zona tekanan luap tinggi. Zona tekanan luap transisi dimulai ketika gradien tekanan
sebesar 0,43-0,6 psi/ft atau setara dengan berat lumpur 1-1,4 SG, sedangkan zona
tekanan luap tinggi memiliki gradien tekanan melebihi 0,6 psi/ft atau diatas 1,4 SG.
Puncak tekanan luap transisi bervariasi mulai dari kedalaman 665 s.d. 828 m,
sedangkan puncak tekanan luap tinggi pada kedalaman 761 s.d. 1.180 m. Hasil
pemodelan 3D dan estimasi tekanan pori Eaton pangkat tiga dapat memberikan
prediksi yang cukup baik dan pola puncak tekanan luap cenderung mengikuti pola
struktur antiklin