COVER Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB1 Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB2 Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB3 Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB4 Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB5 Arie Novadiana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia. Salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat. Sebagian besar kopi yang ditanam di Jawa Barat merupakan kopi arabika yang banyak terdapat di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Namun, informasi kimiawi kopi arabika Jawa Barat masih sangat terbatas di literatur. Pada penelitian ini, kopi arabika sangrai Garut yang diperoleh dari empat daerah berbeda, yaitu Cikuray, Kamojang, Papandayan dan Patrol, dianalisis dengan metabolomik berbasis 1H NMR. Sampel biji kopi hijau disangrai, digiling, diekstraksi dengan D2O dan diukur dengan spektroskopi NMR. Spektra 1H NMR yang dihasilkan, diolah dan dievaluasi dengan analisis data multivariat yang menggunakan Partial Least Square Discrimant Analysis (PLSDA) sebagai model utamanya. Secara keseluruhan, 24 metabolit berhasil diidentifikasi pada spektra 1H NMR, termasuk kafein, trigonelline, asam klorogenat, katekol, asam quinat, asam laktat, 5-hidroksimetilfurfural (5-HMF) dan asam lemak. Konsentrasi beberapa metabolit kopi berhasil ditentukan dengan teknik kuantifikasi 1H NMR. Sebagai contoh, kopi Cikuray memiliki konsentrasi asam laktat yang lebih tinggi dari sampel kopi lainnya dengan konsentrasi sebesar 7,06 mM. Score plot model PLSDA berhasil mengklasifikasi profil metabolit sampel-sampel kopi sangrai berdasarkan asal geografisnya. Kopi Cikuray memiliki kemiripan yang lebih besar dengan kopi Kamojang. Sementara itu, kopi Papandayan lebih mirip profil metabolitnya dengan kopi Patrol. Analisis Loading plot memperlihatkan sinyal-sinyal milik asam lemak, asam laktat, katekol, 5-asam klorogenat, 5-HMF, asam quinat, 3-arabinosa dan 6-galaktosa, berkontribusi pada pengklasifikasian sampel kopi sangrai berdasarkan asal geografisnya. Evaluasi S-plot menunjukkan asam lemak dan asam laktat merupakan senyawa pembeda yang penting bagi kopi Cikuray. Sementara itu, asam quinat ditemukan sebagai senyawa yang paling membedakan kopi Kamojang dari sampel kopi sangrai lainnya. Pada penelitian ini, metode metabolomik berbasis 1H NMR telah berhasil mengevaluasi profil metabolit kopi sangrai arabika Garut yang ditanam di daerah yang berbeda.