2021 TA PP Nathanael Sigit.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nathanael Sigit
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2021 TA PP Nathanael Sigit1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Keberadaan aktivitas manusia berupa kegiatan rekreasi dan perikanan
menyebabkan terjadinya korosi pada logam instalasi Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) di Waduk Cirata, yaitu logam ST 37. Laju korosi yang terjadi di Waduk
Cirata pada kondisi aerob mencapai 0,28 mm/tahun dan tergolong potensi korosi
parah. Menurut penelitian dari El Faidah (2018), mikroba penyebab korosi yang
ditemukan pada perairan Waduk Cirata antara lain kelompok mikroba pengoksidasi
besi dan bakteri penghasil biofilm. Kelompok bakteri pengoksidasi besi mampu
mengakselerasi korosi dengan cara menghasilkan endapan besi oksida yang reaktif
terhadap logam, sementara kelompok bakteri penghasil biofilm mampu membentuk
lapisan yang menciptakan anoda dan katoda lokal. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi dan mengonfirmasi bakteri pengoksidasi besi dan
bakteri penghasil biofilm dari kandidat bakteri penyebab korosi dari kedalaman 0.5
m di perairan Waduk Cirata serta menentukan perilaku korosi komunitas bakteri
penghasil biofilm dan bakteri pengoksidasi besi pada skala laboratorium. Bakteri
heterotrofik dan bakteri pengoksidasi besi diseleksi menggunakan medium R2A
dan medium Winogradsky yang merupakan medium spesifik untuk mengisolasi
bakteri pengoksidasi besi. Bakteri yang terisolasi kemudian diseleksi berdasarkan
kemampuannya untuk menghasilkan biofilm menggunakan 96 well plate microtiter
assay pada panjang gelombang 595 nm dan kemampuannya untuk mengoksidasi
besi dan mengakselerasi korosi dengan menginokulasikan isolat bakteri ke dalam
medium Winogradsky cair berisi logam ST 37 selama 14 hari. Berdasarkan hasil
seleksi karakteristik mikroba tersebut, dipilih 3 isolat menggunakan Principle
Component Analysis. Isolat tersebut digunakan sebagai inokulum pada uji perilaku
korosi secara aerob pada suhu 25-27 oC dan kondisi gelap selama 30 hari dalam
medium air Waduk Cirata dengan pengambilan data laju korosi menggunakan
metode weight loss, berat biofilm, tingkat keasaman medium, total dissolved solid
dan kelimpahan mikroba planktonik dan biofilm dilakukan setiap 3 hari. Terdapat
13 isolat yang berhasil diisolasi dari medium R2A dan 2 isolat dari medium
Winogradsky. Dari hasil seleksi karakteristik mikroba terpilih isolat E, F, dan O
(identifikasi dalam proses sekuensing). Isolat E, F, dan O memilikki kemampuan
mengoksidasi besi yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk tumbuh pada
medium Winogradsky. Isolat E dan F dapat tumbuh hingga kelimpahan 105
CFU/mL dan isolat O dapat tumbuh hingga 107 CFU/mL. Isolat F dan O memiliki
kemampuan membentuk biofilm ditunjukkan dari angka absorbansi pada 96 well
plate microtiter assay yang mencapai 22 dan 13 kali lebih tinggi dibandingkan
kontrol abiotik secara berurutan. Isolat E dan F mampu menginduksi korosi terlihat
dari laju korosi yang dihasilkan pada seleksi dengan medium Winogradsky yang
mencapai 23 ?m dan 43 ?m per tahun. Dari ketiga isolat tersebut, dibuat 2 variasi konsorsium bakteri yang akan digunakan pada uji percepatan korosi, yaitu
konsorsium isolat E:F:O (rasio 3:1:1) dan isolat E:F (rasio 3:1). Isolat E:F dan
E:F:O menghasilkan korosi dengan laju tertinggi mencapai 7,4 ?m/tahun dan 3,5
?m/tahun setelah inkubasi selama 3 hari. Secara berurutan, isolat E:F dan E:F:O
mampu meningkatkan laju korosi hingga 5,3 dan 2,3 kali dibandingkan dengan
kontrol abiotik sehingga disimpulkan bahwa keberadaan isolat bakteri E,F, dan O
mampu mempercepat laju korosi logam ST 37. Berat biofilm pada isolat E:F:O
lebih banyak 1,23 kali dibandingkan dengan isolat E:F sehingga disimpulkan bahwa
keberadaan isolat O mampu menghambat laju korosi yang diinduksi oleh isolat E:F
melalui biofilm yang dihasilkannya.