digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rizky Darmawan
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Rizky Darmawan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP MUHAMMAD RIZKY DARMAWAN1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Koridor Halimun Salak (KHS) merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang memiliki fungsi sebagai penghubung biodiversitas antara Gunung Halimun dan Gunung Salak. KHS sangat terdampak oleh fragmentasi akibat pembukaan lahan pertanian dan dominasi spesies invasif seperti kaliandra. Masalah lainnya yaitu kontur yang mempersulit aksesibilitas dan cakupan KHS yang sangat luas membuat monitoring KHS secara langsung menjadi sulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat konektivitas kanopi KHS dan menentukan pola fragmentasi KHS selama tahun 1991 – 2021 untuk melihat kerentanan koridor. Penelitian ini menggunakan model Forest Canopy Density (FCD) untuk analisis kerapatan kanopi dan Landscape Fragmentation Tool untuk dinamika fragmentasi hutan. FCD merupakan integrasi dari Advanced Vegetation Index (AVI), Bare Soil Index (BI), Shadow Index (SI), dan Thermal Index (TI) yang dapat menunjukkan kondisi kanopi pohon. LFT merupakan fitur yang dapat menunjukkan kondisi fragmentasi. Citra yang digunakan untuk FCD adalah citra Landsat 8, sedangkan citra yang digunakan untuk LFT adalah citra Landsat 5, 7 dan 8. Hasil analisis kerapatan kanopi menunjukkan AVI memiliki rentang nilai 0.322 – 0.828, BI 53.045 – 123.786, SI 0.823 – 0.940, dan TI 18.208 – 26.393. Hasil integrasi keempat indeks tersebut sebagai FCD menunjukkan bahwa KHS didominasi oleh kelas low yang merupakan campuran semak dan hutan belukar muda yang agak rapat dengan luas 1030.95 hektar dan kelas medium yang merupakan campuran semak dan hutan belukar muda yang cukup rapat dengan luas 873.27 hektar, sedangkan kelas very high yang merupakan hutan belukar tua rapat hanya memiliki luasan 48.33 ha dari total 2664.64 ha luasan KHS. Dominasi kelas low dan medium ini merepresentasikan konektivitas KHS kurang baik. Untuk dinamika fragmentasi, hasil menunjukkan bahwa terdapat tiga fase yang terjadi selama periode 1991 – 2021. Fase penurunan pada tahun 1991 – 2006 saat core menurun dari 2246.14 ha menjadi 920.43 ha, peningkatan pada tahun 2006 – 2016 saat core meningkat dari 920.43 ha menjadi 1209.24 ha, dan kembali ke fase penurunan di tahun 2016 – 2021 saat core kembali menurun dari 1209.24 menjadi 944.55 ha. Secara keseluruhan, KHS termasuk rentan karena mengalami pola fragmentasi yang meningkat dari tahun 1991 hingga 2021.