Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterlibatan masyarakat dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata yang dilakukan di perdesaan melalui evaluasi proses interaksi antara pihak pemerintah, pengelola. objek wisata (swasta) dan masyarakat setempat, identifikasi manfaat dan faktor-faktor yang berpengaruh pada proses interaksi tersebut. Analisis proses interaksi menggunakan kerangka "pemberdayaan masyarakat"meliputi upaya : menciptakan iklim kondusif/ meningkatkan peluang dan perlindungan serta meningkatkan potensi/daya masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aparat Desa dan Kecamatan tidak terlibat dalam proses perijinan, umumnya usaha-usaha kecil di objek wisata Pangandaran tidak memiliki ijin usaha hal ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah yang menghambat usaha kecil yaitu adanya luas minimum 2.000 m2 untuk pembangunan hotel/penginapan. Namun walaupun tidak dimiliki ijin usaha para pengusaha kecil tetap harus membayar pajak pembangunan dan retribusi sampah, dua sisi yang saling bertentangan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan kecenderungan perkembangan jumlah pendatang yang membuka usaha di Pangandaran diperkirakan akan terus meningkat, peningkatan terjadi karena banyak kebijakan pemerintah yang justru mendukung perluang masukan investor luar untuk membuka usaha skala besar di Pangandaran yang justru menghambat pertumbuhan peluang masyarakat lokal. Untuk itu dalam studi ini dihasilkan suatu usulan pengembangan meliputi upaya meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam rencana pengembangan serta kewirausahaan masyarakat dan lembaga pedesaan.