2021 TS TK Lustiyani 23018008 bab1.pdf)u
EMBARGO  2027-06-03 
EMBARGO  2027-06-03 
2021 TS TK Lustiyani 23018008 bab2.pdf)u
EMBARGO  2027-06-03 
EMBARGO  2027-06-03 
2021 TS TK Lustiyani 23018008 bab3.pdf)u
EMBARGO  2027-06-03 
EMBARGO  2027-06-03 
2021 TS TK Lustiyani 23018008 bab4.pdf)u
EMBARGO  2027-06-03 
EMBARGO  2027-06-03 
2021 TS TK Lustiyani 23018008 bab5.pdf)u
EMBARGO  2027-06-03 
EMBARGO  2027-06-03 
Air terproduksi merupakan air limbah hasil dari produk samping industri migas. Air
terproduksi menjadi tantangan besar bagi lingkungan terkait kandungan senyawa
toksik, salinitas, dan volumenya yang tinggi. Air limbah ini berbahaya bagi
lingkungan dan dapat berdampak pada masalah kesehatan. Oleh karena itu,
pengolahan air terproduksi sangatlah penting. Beberapa teknologi telah digunakan
dalam pengolahan air terproduksi, baik pada skala laboratorium, pilot maupun skala
besar/industri. Pengolahan air terproduksi umumnya terdiri dari beberapa tahap,
yaitu primer, sekunder, dan teriser. Dalam aplikasinya, industri perminyakan
menggunakan lebih dari satu unit teknologi untuk mengolah air terproduksi.
Teknologi membran terintegrasi memungkinkan untuk mengolah air terproduksi
dengan kandungan polutan yang kompleks yang tidak bisa dihilangkan oleh unit
tunggal. Di antara beragam teknologi, membran menunjukkan potensi menjanjikan
dengan biaya yang relatif rendah dan peningkatan kualitas air limbah yang
signifikan. Meskipun demikian, fouling masih menjadi salah satu kendala utama
pengoperasian membran terutama dalam pengolahan air limbah berminyak seperti
air terproduksi. Upaya yang banyak digunakan untuk mengatasi fouling pada
membran antara lain pemilihan pre-treatment yang tepat, mengoperasikan membran
pada kondisi operasi optimum, mengembangkan membran dengan hidrofilisitas
tinggi, dan strategi pencucian membran yang murah dan efektif.