digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2005 NURAENI
PUBLIC rikrik

Abstrak: Pengelolaan sampah dengan cara kumpul-angkut-buang tidak memberikan solusi dalam pengelolaan sampah kota, karena menimbulkan masalah lain yaitu pencemaran air, tanah dan udara. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukan pengolahan terhadap sampah tersebut, dimana sampah hanya ditumpuk (open dumping) di lahan TPA. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah Kota Cimahi pada tahun 2004 mulai melaksanakan pilot project pengomposan yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya, yaitu dalam pemilahan sampah dan pengelolaan pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pilot project pengomposan serta menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan tersebut. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : mengidentifikasi kesiapan masyarakat (rumah tangga) untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengidentifikasi kesiapan masyarakat (komunitas) untuk berpartisipasi dalam pengelolaan pengomposan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta merumuskan upaya-upaya untuk meningkatkan kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pilot project pengomposan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan melihat kecenderungan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap indikator-indikator kesiapan untuk memilah sampah dan mengelola pengomposan, melihat penyebab-penyebab kecenderungan tersebut, serta menelaah faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil studi menunjukan bahwa pada kelompok masyarakat yang telah diikutsertakan dalam pilot project pengomposan, cenderung telah memiliki kesiapan untuk memilah sampah dan mengelola pengomposan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan ini adalah faktor eksternal (sosialisasi dan organisasi sosial di masyarakat) dan faktor internal (pendidikan, jumlah tetangga yang dikenal, lama tinggal, asal daerah, dan penghasilan). Sementara untuk kelompok masyarakat yang belum diikutsertakan dalam pilot project pengomposan, cenderung belum siap untuk memilah sampah, namun mereka telah siap untuk mengelola pengomposan. Faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan ini adalah faktor eksternal (organisasi sosial) dan faktor internal (pendidikan, lama tinggal, dan penghasilan). Dari kedua kelompok masyarakat tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat cenderung belum memiliki pengetahuan mengenai pemilahan sampah dan pengomposan. Untuk kelompok masyarakat yang telah diikutsertakan dalam pilot project pengomposan hal ini disebabkan oleh sosialisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sementara untuk kelompok masyarakat yang belum diikutsertakan dalam pilot project pengomposan hal tersebut diakibatkan oleh belum adanya sosialisasi. Kesiapan masyarakat untuk memilah sampah dan mengelola pengomposan masih harus ditingkatkan, terutama dari segi pengetahuan mengenai pemilahan sampah dan pengomposan. Peningkatan pengetahuan ini dilakukan dengan cara melaksanakan pendidikan dan pelatihan mengenai pemilahan sampah dan pengomposan serta kampanye yang dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi. Pendidikan, pelatihan, dan kampanye dilakukan dengan melibatkan kelompok inti, yang terdiri dari anggota masyarakat yang mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat sekitarnya, dan organisasi sosial yang ada di masyarakat. Mengingat pengelolaan sampah melalui pengomposan ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat di wilayah studi, maka dibutuhkan waktu untuk mengubah cara pandang dan kebiasaan dalam mengelola sampah, sehingga pendidikan, pelatihan, dan kampanye harus dilakukan secara terus menerus.