BAB 1 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Danny Hermawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya yaitu
batubara. Batubara dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar PLTU hingga industri kokas.
Industri penambangan batubara di Indonesia saat ini telah banyak mengalami
perkembangan. Salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia adalah PT. Arutmin
Indonesia Tambang Senakin.
Proses penambangan yang dilakukan PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin
menggunakan kombinasi dua alat yaitu alat gali-muat dan alat angkut. Kombinasi dengan
efisiensi alat paling tinggi digunakan untuk mencapai hasil optimal. Salah satu cara untuk
mengetahui kombinasi alat gali-muat dengan alat angkut bekerja dengan baik dengan
menggunakan faktor keserasian. Nilai faktor keserasian paling ideal adalah bernilai satu,
namun pada kondisi aktual nilai tersebut sulit untuk dicapai. Salah satu penyebab muncul
karena jumlah penggunaan alat angkut batubara yang berlebih sehingga menimbulkan
antrian alat angkut batubara di area penambangan.
Optimasi perlu dilakukan dalam upaya mencapai target produksi harian perusahaan dengan
biaya minimum dan faktor keserasian mendekati ideal. Tujuan dari penelitian ini untuk
memberikan rekomendasi jumlah alat angkut batubara hasil optimasi yang digunakan pada
kegiatan operasi penambangan sehingga mengurangi munculnya antrian. Optimasi dihitung
menggunakan program linier metode Simpleks dan optimasi lanjutan menggunakan integer
programming metode Branch and Bound yang menghasilkan jumlah alat angkut dalam
bilangan bulat dengan biaya alat angkut minimum.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh alternatif penyesuaian jumlah alat
angkut menjadi 10 unit Hino 500 FM 260 JD dan 1 unit Sany SYZ323CR-8. Kombinasi
tersebut mampu menghasilkan faktor keserasian sebesar 0,87 dan mencapai target produksi
perusahaan hingga 300,63 ton batubara. Total biaya yang perlu dikeluarkan dari kombinasi
tersebut minimal Rp 3.522.463,63 setiap jamnya.