Pemanfaatan lahan pascatambang dolomit menjadi destinasi wisata adalah hal yang baru dan sangat unik. Lahan pascatambang dolomit tidak termasuk dalam klasifikas destinasi wisata UNWTO. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pariwisata berkelanjutan pada lahan pascatambang dolomit di Setigi. Pariwisata berkelanjutan dianalisis dengan menggunakan konsep UNWTO dan pengembangan pada bebrapa indikator terkait dengan mempertimbangkan dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, dan dimensi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsep dan indikator pariwisata berkelanjutan pada lahan pascatambang dolomit di Wisata Setigi kurang sesuai. Pada dimensi ekonomi terdapat kebocoran sebesar 86,16% dari belanja wisatawan yang keluar dari Desa Sekapuk yang dapat memperlemah tingkat keberlanjutan pariwisata serta UMKM yang diciptkan adalah 100% yang dapat meningkatkan tingkat pariwisata berkelanjutan. Pada dimensi lingkungan tidak ditemukannya penggunaan sumber daya terbarukan serta pengolahan sampah pada Wisata Setigi yang dapat
iii
memperlemah pariwisata berkelanjutan dan korbanan untuk mebangun Wisata Setigi ditaksir mencapai 4.089.600 ton dolomit. Pada dimensi sosial terdapat rangkap jabatan yang dilakukan oleh stakeholder Desa Sekapuk pada manajemen adhoc Wisata Setigi yang dapat memperlemah tingkat pariwisata berkelanjutan