Pengalaman bencana gempa bumi-tsunami tahun 2004 di Provinsi Aceh,
menghancurkan sebagian besar jaringan jalan di jalur pantai barat dan
menyebabkan beberapa wilayah terisolir. Konektivitas rendah dan pengembangan
jaringan jalan tanpa berbasis mitigasi bencana berpotensi kondisi serupa terulang
kembali jika bencana serupa terulang lagi atau bencana lainnya yang memberi
dampak kerusakan yang sama. Akses langsung menuju lokasi bencana yang paling
mudah adalah melalui jalan darat. Disisi lain, jaringan jalan yang tidak andal
membuat upaya distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana mengalami
kendala. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah membangun model
kekokohan yang andal dan praktis sebagai alat bantu dalam pengembangan jaringan
jalan berbasis mitigasi bencana. Integrasi jaringan jalan provinsi dan jaringan jalan
nasional adalah sebuah pilihan yang logis, mengingat kedua jaringan jalan tersebut
menyediakan konektivitas jarak jauh. Disamping itu, lebih memudahkan dalam
pengambilan kebijakan karena hanya melibatkan satu instansi (provinsi atau pusat).
Beberapa model kekokohan mempertimbangkan Topological Index (TI) dalam
menghitung kekokohan jaringan jalan, namun belum mampu menyajikan keandalan
jaringan jalan menuju fasilitas penting, seperti pusat logistik. Disamping itu,
permasalahan empiris di lapangan seperti keterbatasan keuangan daerah dalam
pembiayaan pembangunan jalan juga tidak dipertimbangkan. Konsep analisis
kekokohan (robustness) digunakan dalam penelitian ini yang dikemas dalam bentuk
Network Design Problem (NDP) berjenjang bi-level, yang mengakomodir isu
teoritis dan empiris. Dua variabel utama masing-masing ditempatkan pada upper
level dan lower level sebagai fungsi tujuan max-min, secara berurutan adalah TI
dan waktu tempuh. TI dipilih karena mudah dan praktis diaplikasikan, sedangkan
waktu tempuh dipilih untuk mendukung TI yang tidak mampu menyajikan
keandalan jaringan jalan. Pada level atas terdapat hambatan berupa keterbatasan
anggaran pembangunan jalan. Model kekokohan NDP yang dihasilkan dirangkai
menggunakan bahasa komputer yang dijalankan pada perangkat lunak Matlab
R2018a. Model diuji terhadap jaringan jalan eksisting terhadap skenario dampak
bencana gempa bumi-tsunami tahun 2004 di Provinsi Aceh. Pada skenario iniii
model ditugaskan untuk mengidentifikasi ruas jalan tambahan yang menambah
kekokohan jaringan jalan pascabencana dan mencari pusat logistik dengan
ketersediaan bahan makanan yang memadai dalam waktu tempuh terkecil serta
informasi kebutuhan biaya konstruksi ruas tambahan. Atas pertimbangan skenario
tersebut, maka isu ketersediaan bahan makanan diakomodir dalam model ini. Hasil
pengujian menunjukkan model mampu mengidentifikasi ruas jalan yang
memberikan kekokohan optimal dan waktu tempuh terkecil (metode shortest path).
Pengujian dan pengembangan model lebih lanjut diperlukan mengingat
keterbatasan data dan belum terakomodir faktor-faktor penting lainnya.