digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengalaman bencana gempa bumi-tsunami tahun 2004 di Provinsi Aceh, menghancurkan sebagian besar jaringan jalan di jalur pantai barat dan menyebabkan beberapa wilayah terisolir. Konektivitas rendah dan pengembangan jaringan jalan tanpa berbasis mitigasi bencana berpotensi kondisi serupa terulang kembali jika bencana serupa terulang lagi atau bencana lainnya yang memberi dampak kerusakan yang sama. Akses langsung menuju lokasi bencana yang paling mudah adalah melalui jalan darat. Disisi lain, jaringan jalan yang tidak andal membuat upaya distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana mengalami kendala. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah membangun model kekokohan yang andal dan praktis sebagai alat bantu dalam pengembangan jaringan jalan berbasis mitigasi bencana. Integrasi jaringan jalan provinsi dan jaringan jalan nasional adalah sebuah pilihan yang logis, mengingat kedua jaringan jalan tersebut menyediakan konektivitas jarak jauh. Disamping itu, lebih memudahkan dalam pengambilan kebijakan karena hanya melibatkan satu instansi (provinsi atau pusat). Beberapa model kekokohan mempertimbangkan Topological Index (TI) dalam menghitung kekokohan jaringan jalan, namun belum mampu menyajikan keandalan jaringan jalan menuju fasilitas penting, seperti pusat logistik. Disamping itu, permasalahan empiris di lapangan seperti keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan jalan juga tidak dipertimbangkan. Konsep analisis kekokohan (robustness) digunakan dalam penelitian ini yang dikemas dalam bentuk Network Design Problem (NDP) berjenjang bi-level, yang mengakomodir isu teoritis dan empiris. Dua variabel utama masing-masing ditempatkan pada upper level dan lower level sebagai fungsi tujuan max-min, secara berurutan adalah TI dan waktu tempuh. TI dipilih karena mudah dan praktis diaplikasikan, sedangkan waktu tempuh dipilih untuk mendukung TI yang tidak mampu menyajikan keandalan jaringan jalan. Pada level atas terdapat hambatan berupa keterbatasan anggaran pembangunan jalan. Model kekokohan NDP yang dihasilkan dirangkai menggunakan bahasa komputer yang dijalankan pada perangkat lunak Matlab R2018a. Model diuji terhadap jaringan jalan eksisting terhadap skenario dampak bencana gempa bumi-tsunami tahun 2004 di Provinsi Aceh. Pada skenario iniii model ditugaskan untuk mengidentifikasi ruas jalan tambahan yang menambah kekokohan jaringan jalan pascabencana dan mencari pusat logistik dengan ketersediaan bahan makanan yang memadai dalam waktu tempuh terkecil serta informasi kebutuhan biaya konstruksi ruas tambahan. Atas pertimbangan skenario tersebut, maka isu ketersediaan bahan makanan diakomodir dalam model ini. Hasil pengujian menunjukkan model mampu mengidentifikasi ruas jalan yang memberikan kekokohan optimal dan waktu tempuh terkecil (metode shortest path). Pengujian dan pengembangan model lebih lanjut diperlukan mengingat keterbatasan data dan belum terakomodir faktor-faktor penting lainnya.