Minyak dan gas bumi adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting di era kemajuan
teknologi saat ini. Kebutuhan dan permintaan minyak dan gas bumi semakin meningkat. Untuk
memenuhi kebutuhan itu dilakukan eksplorasi di perairan laut dalam. Cekungan Kutai
termasuk dalam eksplorasi perairan laut dalam, karena Cekungan Kutai merupakan cekungan
terbesar dan terdalam dengan cadangan hidrokarbon terbesar kedua di Indonesia. Identifikasi
bahaya geologi atau yang lebih dikenal dengan geohazard sangat diperlukan dalam kegiatan
eksplorasi migas di perairan laut dalam. Keberadaan shallow geohazard ini sangat penting pada
rencana strategi pengembangan lapangan baru, apabila tidak diperhatikan maka akan
menimbulkan kerugian yang besar. Shallow Geohazard pada eksplorasi perairan laut dalam
berbeda dengan di darat. Identifikasi shallow geohazard dimulai dari lapisan Pleistocene to
Recent. Untuk mengidentifikasi shallow geohazard pada area penelitian, dilakukan analisis
stratigrafi data seismik 3D PSTM, analisis atribut seismik, dan analisis Inversi Seismik. Atribut
seismik yang digunakan untuk identifikasi keberadaan shallow geohazard adalah cosine of
instantaneous phase, variance reflection strength, azimuth, dan edge detection atau dip angle.
Shallow geohazard yang teridentifikasi berupa steep slope, carbonate build up, submarine
canyon, eroded seabed, shallow fault, dan mass transport complexes. Dilakukan analisis
mengenai potensi shallow geohazard dan pembuatan peta persebaran masing-masing shallow
geohazard pada area penelitian yang kemudian diperoleh peta drilling favorability map