digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemilihan koefisien pseudo-statik di Indonesia diatur dalam pedoman PdT- 14-2004-A tentang Analisis Stabilitas Bendungan Tipe Urugan Akibat Beban Gempa. Pedoman ini mengacu kepada Pedoman Jepang Tahun 1992 dimana perumusannya dikembangkan menggunakan ground motion Jepang yang mungkin tidak sesuai dengan kondisi Indonesia. Penelitian ini mengevaluasi kesesuaian koefisien pseudo-statik menurut pedoman PdT-14-2004-A terhadap ground motion Indonesia dengan mengambil studi kasus Bendungan Ciawi. Penyelidikan tanah dan geologis pada perencanaan Bendungan Ciawi digunakan sebagai dasar pemodelan 2D Quake/W. Model ini dapat digunakan untuk melakukan analisis perambatan gelombang. Salah satu tujuan analisis ini adalah untuk mendapatkan periode natural bendungan yang pada tahap deagregasi digunakan untuk analisis bahaya gempa. Analisis bahaya gempa tersebut digunakan untuk mendapatkan ground motion sintetik yang sesuai dengan lokasi Bendungan Ciawi. Koefisien pseudo-statik diperoleh dalam 2 tahap evaluasi untuk mencari nilai parameter ???? dan ????. Parameter ???? menggambarkan fleksibilitas dan geometris bendungan. Parameter ???? merupakan perbandingan PGA hasil analisis deformasi Newmark saat terjadi perpindahan paralel bidang sebesar 30 cm terhadap koefisien pseudo-statik saat angka keamanan kritis bernilai 1. Perbandingan analisis pseudo-statik dilakukan menggunakan hasil koefisien pseudo-statik penelitian ini, studi terdahulu (i.e. Makdisi-Seed 1978, Hyness Griffin 1984, dan Bray-Travasorou 2009), dan pedoman negara lain (i.e. Jepang dan India). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pseudo-statik studi ini mendekati koefisien pseudo-statik pedoman Jepang.