Pasut memiliki peran penting dalam berbagai aktivitas wilayah pesisir dan laut. Beberapa model
pasut sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Namun, permasalahan model pasut di perairan
dangkal dengan kondisi topografi rumit masih menjadi masalah utama dalam pembangunan model
pasut di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur. Rumitnya karektiristik garis pantai dan variasi
kedalaman di wilayah tersebut sudah menjadi tantangan tersendiri untuk menemukan metode yang
paling tepat dalam mengembangkan model pasut dengan akurasi yang lebih baik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membangun model pasut dengan nilai akurasi yang lebih baik di
Indonesia Timur. Metode asimilasi digunakan dalam pembuatan model pasut penelitian ini.
Asimilasi digunakan agar semua data pengamatan dan dinamika laut ikut disertakan dalam
perhitungan. Selain metode yang digunakan, pada penelitian ini juga dilakukan beberapa skenario
variasi variabel dalam pemodelan. Variasi variabel tersebut adalah jumlah data pengamatan stasiun
pasut, jumlah representer, dan nilai parameter decorrelation length pada persamaan dinamika. Dari
11 stasiun pasut validator, empat diantaranya memiliki nilai RMS prediksi < 16 cm, tujuh stasiun
memiliki nilai RMS prediksi < 9 cm.