Indonesia menduduki peringkat ke-tiga di dunia untuk kategori garis pantai terpanjang,
dengan nilai 54.720 km. Masalah yang paling umum pada daerah pesisir di Indonesia yaitu
erosi. Salah satu pelindung pantai alami adalah hutan mangrove. Namun, dalam proses
penanaman dan penumbuhan bibit mangrove diperlukan adanya pelindung sementara
untuk menjaga agar mangrove dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat berfungsi secara
optimal. Salah satu pelindung sementara dapat berupa struktur geobag yang efektif dan
dapat dimodelkan secara fisik. Uji model fisik sistem pelindung pantai berupa model
struktur geobag dan model mangrove dengan skenario penelitian berupa variasi berat dan
kemiringan struktur geobag serta variasi gelombang dengan tipe gelombang acak. Hasil
model fisik yaitu data Elevasi Muka Air (EMA).
Semakin berkembangnya teknologi, data Elevasi Muka Air (EMA) dari pemodelan fisik
dapat digunakan untuk analisis dan pemodelan sistem hidrodinamik, salah satunya untuk
memprediksi nilai koefisien transmisi (Kt). Diantara berbagai pendekatan, data driven
model sedang dikembangkan dan digunakan secara luas dan lebih populer daripada yang
lain salah satunya yaitu Genetic Programming yang dapat diterapkan sebagai kalkulator
koefisien transmisi (Kt) yang sederhana dan mudah digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk Mencari korelasi antar data menggunakan crosscorrelation
function. Mencari korelasi antar data menggunakan autocorrelation function dan Average
Mutual Information (AMI). Mencari hubungan antar variabel (Kt dengan variabel lain yang
diperoleh dari model fisik di laboratorium) menggunakan Genetic Programming.
Hasil menunjukan bahwa korelasi antar data menggunakan autocorrelation function (ACF)
dan Average Mutual Information (AMI) dimana nilai puncak pertemuan ACF dan AMI
merupakan nilai Hs,Tp output crosscorrelation function sehingga proses pengolahan
korelasi data dapat dikatakan akurat. Nilai AMI memberikan informasi bahwa data
gelombang pada penelitian ini sangat non linear serta korelasi serialnya rendah (terbukti
ketika nilai AMI turun secara tiba-tiba mendekati nilai 0 dengan meningkatnya time lag).
Data hasil model yang non linear ini relevan dengan input model dimana gelombang yang
di inputkan adalah gelombang acak. Nilai koefisien transmisi (Kt) untuk setiap skenario
yang menunjukan bahwa, Semakin berat geobag yang digunakan pada struktur, maka ratarata
koefisien transmisi gelombang yang dihasilkan akan semakin kecil. Struktur dengan
kemiringan yang lebih landai akan menghasilkan rata-rata koefisien transmisi yang lebih
kecil.