digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Material bangunan merupakan salah satu dari sumberdaya proyek yang cukup menentukan dalam kualitas hasil konstruksi. Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Oleh karena itu, pentingnya manajemen material untuk direncanakan secara matang terutama pada material-material yang berada di critical path. Contohya adalah material beton bertulang seperti beton ready mix dan baja tulangan yang memiliki proporsi paling banyak dalam material konstruksi. Menimbang besarnya penggunaan proporsi material tersebut tak jarang ditemukannya waste. Dikategorikan menjadi dua macam waste yang saling berkaitan, yaitu waste dalam konsep lean construction berupa non value added activity (NVA) dan waste dalam konsep green construction yaitu kegiatan yang mengakibatkan pemborosan pada penggunaan energi, air dan sumberdaya serta berdampak buruk terhadap lingkungan dengan menimbulkan emisi CO2. Material beton bertulang (beton ready mix dan baja tulangan) ditengarai sebagai penyumbang emisi CO2 terbesar selama proses perpindahan material dan proses konstruksinya. Salah satu Konsep Lean yaitu Just-in-Time (JIT) memiliki fokus dalam eliminasi waste dan berupaya untuk mengirimkan material dalam kualitas, jumlah dan waktu yang tepat. Dengan menerapkan konsep JIT yang berfokus pada minimasi waste berupa NVA activity dapat membantu mengatasi permasalahan waste yang muncul selama proses manajemen material beton bertulang. Dalam penelitian ini dikaji penerapan konsep JIT dalam membantu meminimasi waste dalam manajemen material beton bertulang dan kontribusinya dalam mengurangi emisi CO2, sehingga dapat mendukung proses manajemen material berdasarkan green construction yang ramah lingkungan. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi proses manajemen material dan proses konstruksi beton bertulang dengan menggunakan analisis current value stream map dan model CYCLONE untuk mengetahui waste NVA yang muncul dan berpengaruh pada peningkatan emisi CO2 selama proses tersebut. Kemudian dilakukan analisis future value stream map untuk merencanakan improvement sesuai Konsep JIT untuk mengeliminasi waste tersebut. Lalu dilihat kontribusi JIT ini dengan melakukan analisis perbandingan emisi CO2 sebelum dan sesudah penerapan Konsep JIT. Dari hasil analisis disimpulakan Konsep JIT memliki kontribusi dalam mengurangi emisi CO2 selama proses manajemen material. Mengingat Konsep JIT yang dikembangkan dari sektor manufaktur, dalam penerapannya di industri konstruksi tidak dapat diterapkan sepenuhnya, karena tingkat variasi dan ketidakpastian yang lebih tinggi di industri konstruksi. Sehingga memunculkan trade-off pada upaya minimasi inventory yang berkonsekuensi terhadap ketersediaan material di lapangan, upaya perencanaan buffer material di inventory yang berkonsekuensi terhadap aspek biaya pengiriman dan upaya memfokuskan pekerjaan dimalam hari yang berkonsekuensi terhadap penggunaan energi listrik serta aspek biaya penggunaan energi listrik. Dengan demikian upaya penerapan Konsep JIT ini harus diadasari dengan tujuan atau fokus yang ingin dicapai proyek agar berkesinambungan dengan Konsep JIT itu sendiri.