Judul tesis, lembar pengesahan, abtrak (Adelya Nurul Fitri_25719006).pdf?
PUBLIC Open In Flip Book Asep Kusmana
Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang penyediaan air bersih
dan pengelolaan air limbahnya dikelola oleh suatu badan usaha milik daerah
(BUMD), yaitu PDAM Tirtawening, yang memiliki fungsi sosial dan ekonomi.
Berdasarkan data pada tahun 2020, menunjukkan adanya gap yang cukup besar
antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih serta cakupan pelayanan dan
kebutuhan pelayanan air limbah di Kota Bandung. Peningkatan pelayanan air bersih
dan air limbah Kota Bandung dari hasil evaluasi kondisi eksisting dilakukan dengan
penurunan NRW dan pengembangan produksi air melalui pemanfaatan iddle
capacity dan uprating, serta optimalisasi jaringan perpipaan air limbah dan
pengembangan layanan lumpur tinja. Analisa ekonomi dengan metode Contingent
Valuation Method (CVM) menunjukkan bahwa nilai WTP air bersih Rp 7.173/m3
dan ATP air bersih Rp 7.632/m3
, sedangkan WTP air limbah Rp 3.112/m3
dan Rp
142.857-188.961/pengurasan, serta ATP air limbah Rp 53.080/bulan. Faktor yang
mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk pelayanan air bersih dan air limbah
dengan model regression binary logistic adalah pendapatan dan pendidikan
masyarakat. Sementara dari hasil evaluasi metode CVM dengan multiple linear
regression, faktor yang berpengaruh adalah kontinuitas untuk air bersih, serta
permasalahan perpipaan dan kepuasan pelayanan untuk air limbah. Berdasarkan
analisa kebutuhan biaya pengeluaran serta mempertimbangkan kemampuan dan
kesediaan membayar masyarakat, sumber pendanaan terpilih adalah penyertaan
modal pemerintah dan kerjasama swasta di bagian pengurasan, dengan harga air Rp
7.585/m3
dan biaya air limbah Rp 3.065/m3
. Terdapat tiga skenario pembiayaan
yang selanjutnya dianalisis kelayakan secara finansial, yaitu penggabungan
rekening air bersih dan air limbah, tarif air bersih dan air limbah secara terpisah,
dan penerapan pajak sanitasi untuk air limbah. Secara kelayakan finansial, ketiga
skenario pembiayaan dinilai layak, dengan nilai NPV>1, rasio untuk BCR>1,
IRR>laju suku bunga, serta jangka waktu pengembalian modal < dari jangka waktu
proyek.