digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Loethano Novi Syukriadi
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Proyektor adalah produk yang booming dan bisnis yang menjanjikan di pasar global. Berdasarkan market reports oleh ReportLinker, pasar global untuk proyektor bertumbuh dengan rata-rata CAGR (Compound Annual Growth Rate) di 16,2% dalam periode analisa tahun 2020 sampai 2027. Pasar Asia Pacific market merupakan region yang menunjukkan peningkatan tren penjualan. Indonesia salah satu negara yang menjadi target di regional yang akan menjadi fokus pertumbuhan. PT ViewTron Indonesia (selanjutnya disebut PT ViewTron) sebagai PT baru berdiri di tahun 2018, walaupun produk-produk monitor, proyektor, dan produk lainnya dengan merek ViewTron sudah beredar di Indonesia sejak tahun 2001. Value proposition ViewTron adalah produk high-end technology yang inovatif dan berkualitas tinggi sesuai dengan harapan para konsumennya. Salah satu misi ViewTron adalah menjadi raja dalam market segment di manapun di setiap portfolio yang mereka tawarkan. PT ViewTron memiliki ambisi untuk meningkatkan market sharesnya di Indonesia dengan rata-rata CAGR sebesar 20% dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun mendatang. Mengingat keberadaannya di Indonesia yang baru berusia dua tahun, ViewTron membutuhkan rencana strategis lima tahun ke depan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan dan tantangan bisnis di masa depan. Scenario planning adalah pendekatan yang digunakan untuk membangun rencana strategis tersebut berdasarkan driving forces dan critical uncertainties yang mempengaruhi performa dan peluang bisnis di masa depan. Driving forces diperoleh melalui interview terhadap beberapa posisi kunci di perusahaan yang membahas mengenai mengenai lingkungan makro, kompetisi di lini industri, dan lingkungan di dalam perusahaan. Analisa hasil interview dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor ketidakpastian yang mempengaruhi industri dan perusahaan. Selanjutnya analisis dilakukan melalui focus group discussion (FGD) utk mengkonfirmasi ulang hasil dari interview dan untuk memilih dua critical uncertainties yang akan membangun scenario framework dng matriks 2x2 dimana axisnya adalah Government Stability dan Infrastructure Readiness. FGD juga menghasilkan empat alternatif scenario yang dijabarkan dalam suatu narasi. Dari scenario tersebut diidentifikasi pula implikasinya terhadap perusahaan dan bisnis serta pilihan (option) strategi dan tindakan yang diperlukan dalam menghadapi scenario yang akan terjadi. Dari pilihan strategi yang ada, disusun strategi imperatives sebagai pedoman bagi perusahaan dalam menghadapi masa depan. Terakhir, early warning signals ditetapkan untuk memberikan peringatan kepada perusahaan dan menuntun perusahaan ke arah scenario mana yang akan terjadi. Sebagai penutup, rencana strategi implementasi disusun sebagai acuan bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan perubahan bisnis dalam lima tahun mendatang.