Desa Sayang merupakan wilayah penyokong kawasan pendidikan Jatinangor, dimana pada
saat ini terdapat empat (4) Perguruan Tinggi Negeri termasuk ITB dan Universitas Padjajaran
(UNPAD). Perkembangan wilayah Desa Sayang menjadi sangat pesat dari tahun ke tahun,
khususnya pada 20 tahun terakhir. Perkembangan Desa Sayang yang sangat pesat ini tentunya
memerlukan penyediaan fasilitas infrastruktur air dan sanitasi yang memadai termasuk
pengelolaan sampah. Namun demikian, pada saat ini Desa Sayang belum memiliki sistem
pengelolaan sampah, minimnya sarana pelayanan pengelolaan sampah, menyebabkan
masyarakat membuang sampahnya pada lahan kosong, sungai atau membakarnya. Timbulan
sampah Desa Sayang adalah sebesar 3,56 ton/harinya, dengan komposisi sampah yang
didominasi oleh sampah organik 52,11%, sampah an-organik berupa sampah jenis plastik 19%
dan kertas 15%. Perancangan TPS 3R berbasis Circular Economy pada Desa Sayang
bermaksud untuk memaksimalkan potensial dari masing-masing jenis sampah sehingga dapat
menciptakan perputaran ekonomi pada Desa Sayang tersebut. TPS 3R dirancang dengan
kapasitas sebesar 3,75 ton/hari. Pengolahan sampah yang direncanakan pada TPS 3R Desa
Sayang terdiri dari teknologi komposting untuk mengolah sampah organic berupa aerated
static pile dikarenakan komposisi sampah organik merupakan komposisi sampah tertinggi.
Jenis sampah seperti plastik dan lainnya yang dapat didaur ulang akan disalurkan pada sektor
industri. Pengelolaan sampah pada TPS 3R dengan konsep circular economy pada Desa
Sayang dapat mengurangi reduksi sampah ke TPA sebesar 71% dan meningkatkan perputaran
ekonomi dan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Desa Sayang.