ABSTRAK Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti COVER Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Astrid Fadhilah
PUBLIC Alice Diniarti
PT. Bukit Asam, Tbk. adalah perusahaan tambang yang menerapkan praktik
penambangan yang baik dan melakukan metode penambangan dengan pola
backfilling. Kegiatan penambangan berupa pengupasan tanah penutup dan
penggalian batubara dapat memberikan gangguan terhadap massa batuan, salah
satunya yaitu menimbulkan ketidakstabilan pada lereng. Analisis kestabilan lereng
merupakan suatu bagian penting dan harus dilakukan baik dalam tahap perancangan
maupun tahap penambangan dan pasca tambang. Permasalahan ketidakstabilan
lereng timbunan di area tambang Banko-1 Timur telah menghambat kelangsungan
kegiatan penambangan seperti jarak angkut material pembuangan semakin jauh.
Lereng yang mengalami kegagalan dapat memberikan informasi yang berguna
mengenai kondisi lereng pada saat terjadi longsoran. Ketidakstabilan lereng dapat
dikarenakan beberapa sebab, salah satu faktor utama adalah penjenuhan material
oleh infiltrasi air hujan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik curah hujan sebelum terjadi longsoran dan
memvalidasi sifat fisik dan mekanik pada material lereng yang paling berpengaruh
terhadap deformasi.
Kondisi curah hujan pendahuluan digunakan untuk mengidentifikasi ambang batas
terkait curah hujan harian kritis. Pentingnya menentukan secara akurat awal curah
hujan kritis dan jam pemicu longsoran, serta alat pengukur curah hujan yang relatif
dekat dengan daerah penelitian. Berdasarkan hasil analisis curah hujan kumulatif
menunjukkan intensitas curah hujan pendahuluan yang memicu longsoran sebesar
627,9 mm. Intensitas kritis dari curah hujan kumulatif diperoleh sebesar 117,4 mm
dalam periode 18 hari sebelum kejadian longsoran. Hal ini menyebabkan lereng
mengalami kondisi jenuh akibat bertambahnya massa lereng akibat infiltrasi air
hujan dan menyebabkan hilangnya tegangan hisap.
Analisis balik adalah pendekatan efektif untuk memberikan wawasan tentang
mekanisme longsoran lereng yang mendasarinya dan meningkatkan pemahaman
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng. Analisis balik dapat
digunakan untuk menentukan parameter kekuatan geser, tekanan air pori, dan
kondisi lain pada saat longsoran. Analisis fully coupled digunakan untuk
memodelkan pembentukan tekanan air pori dan disipasi dalam struktur tanah sebagai respon terhadap beban eksternal melalui penggabungan perangkat lunak.
Curah hujan dengan durasi kritis 56 hari dapat mempengaruhi perubahan tekanan
air pori pada lereng A sebesar 92 kPa, lereng B sebesar 96,62 kPa, dan lereng C
sebesar 3,93 kPa. Berdasarkan analisis tegangan-regangan pada parameter tegangan
efektif didapatkan deformasi optimum di lereng A sebesar 0,34 m, deformasi lereng
B sebesar 1,33 m, dan deformasi lereng C sebesar 1,63 m.
Variasi data sifat fisik dan mekanik tanah berdasarkan uji laboratorium dilakukan
analisis sensitivitas pada data untuk mengetahui pengaruh variasi nilai variabel acak
terhadap deformasi yang terjadi sehingga diketahui parameter mana yang sangat
mempengaruhi kondisi deformasi akibat perilaku tegangan-regangan. Hasil dari
analisis sensitivitas didapatkan parameter yang paling memberikan efek paling
besar terhadap deformasi adalah parameter modulus elastisitas. Berdasarkan grafik
antara fungsi standardize dan deformasi pada lereng A, B, dan C di daerah
penelitian didapatkan interval nilai modulus elastisitas pada sampel-sampel uji yang
memiliki korelasi terhadap deformasi aktual adalah nilai di bawah rata-rata
modulus elastisitas dan nilai modulus elastisitas di rata-rata -0,7 simpangan baku.