digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Redhi Abdul Aziz
PUBLIC Alice Diniarti

Banyak permasalahan terjadi pada konstruksi sipil di atas lapisan clay shale, seperti kelongsoran pada timbunan Jalan Tol Cipularang di km 97+500 yang menghubungkan Jakarta dan Bandung pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2010, kasus kelongsoran juga terjadi pada proyek pembangunan kompleks gedung olahraga hambalang di desa Citeurep Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terakhir adalah di jembatan Cisomang yang berada di Tol Cipularang yang mengalami penurunan. Khususnya pada daerah Cisomang formasi geologinya adalah formasi jatiluhur dimana sebagian besar tanah daerah tesebut memiliki karakteristik yang di dominasi oleh tanah serpih (shale). Tanah serpih (shale) memiliki sifat yang unik, baik terhadap kuat geser (shear strength) maupun perbuahan volume (volume change). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perubahan volume (volume change) untuk tanah Clayshale yang berada pada daerah Cisomang. Pembahasan perubahan volume pada tanah ini dilakukan dengan pengujian konsolidasi ASTM hasan per TM D-2435 dan pengambilan data hasil soil-water characteristic curve (SWCC) dari penelitian yang dilakukan Sugeng dkk, 2020, kemudian digabungkan untuk membuat prediksi bidang konstitutif (constitutive surface) untuk kondisi jenuh-tak jenuh pada tanah clay shale tersebut. Pada pengujian konsolidasi ini dilakukan pengujian swelling ASTM D4546 sebagai koreksi dari data konsolidasi. Selain itu dilakukan juga pengujian slake durability sebagai informasi tambahan mengenai karakteristik clayshale. Pada tahapan pengujian swelling (ASTM D4546) sebagai koreksi data konsolidasi dilakukan dengan metode A dan Metode C. Secara garis besar pengujian swelling metode A yaitu sampel tanah di kembangkan terlebih dahulu dan dibiarkan sampai primary swelling kemudian lakukan konsolidasi. Sedangkan swelling metode C secara garis besar yaitu sebelum pengujian konsolidasi sampel tanah direndam dan tidak diijinkan untuk mengembang (dengan memberi beban secara parsial). Dari hasil pengujian tesebut data yang digunakan untuk pengolahan constitutive surface adalah data konsolidasi dengan koreksi swelling metode C, hal ini dikarenakan kondisi pengujian sesuai dengan referensi ataupun lebih mendekati lapangan. .........