Banyak permasalahan terjadi pada konstruksi sipil di atas lapisan clay shale, seperti
kelongsoran pada timbunan Jalan Tol Cipularang di km 97+500 yang
menghubungkan Jakarta dan Bandung pada tahun 2006. Kemudian pada tahun
2010, kasus kelongsoran juga terjadi pada proyek pembangunan kompleks gedung
olahraga hambalang di desa Citeurep Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terakhir adalah
di jembatan Cisomang yang berada di Tol Cipularang yang mengalami penurunan.
Khususnya pada daerah Cisomang formasi geologinya adalah formasi jatiluhur
dimana sebagian besar tanah daerah tesebut memiliki karakteristik yang di
dominasi oleh tanah serpih (shale). Tanah serpih (shale) memiliki sifat yang unik,
baik terhadap kuat geser (shear strength) maupun perbuahan volume (volume
change).
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perubahan volume (volume
change)
untuk tanah Clayshale yang berada pada daerah Cisomang. Pembahasan perubahan
volume pada tanah ini dilakukan dengan pengujian konsolidasi ASTM
hasan per
TM D-2435 dan
pengambilan data hasil soil-water characteristic curve (SWCC) dari penelitian yang
dilakukan Sugeng dkk, 2020, kemudian digabungkan untuk membuat prediksi
bidang konstitutif (constitutive surface) untuk kondisi jenuh-tak jenuh pada tanah
clay shale tersebut. Pada pengujian konsolidasi ini dilakukan pengujian swelling
ASTM D4546 sebagai koreksi dari data konsolidasi. Selain itu dilakukan juga
pengujian slake durability sebagai informasi tambahan mengenai karakteristik
clayshale.
Pada tahapan pengujian swelling (ASTM D4546) sebagai koreksi data konsolidasi
dilakukan dengan metode A dan Metode C. Secara garis besar pengujian swelling
metode A yaitu sampel tanah di kembangkan terlebih dahulu dan dibiarkan sampai
primary swelling kemudian lakukan konsolidasi. Sedangkan swelling metode C
secara garis besar yaitu sebelum pengujian konsolidasi sampel tanah direndam dan
tidak diijinkan untuk mengembang (dengan memberi beban secara parsial). Dari
hasil pengujian tesebut data yang digunakan untuk pengolahan constitutive surface
adalah data konsolidasi dengan koreksi swelling metode C, hal ini dikarenakan
kondisi pengujian sesuai dengan referensi ataupun lebih mendekati lapangan.
.........