digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hario Adit Wibisono
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia dengan jumlah penduduk 268 juta jiwa pada tahun 2019 yang menjadikan Indonesia sebagai pasar asuransi yang menarik. Sesuai dengan Undang-Undang Perasuransian No. 40 tahun 2014, asuransi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu asuransi umum dan asuransi jiwa. Pendapatan perusahaan asuransi jiwa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Premi Pertama dan Premi Lanjutan, dan jumlah keduanya disebut Pendapatan Premi Bruto (PPB). Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), PPB pasar Indonesia terus tumbuh dalam 10 tahun terakhir sebesar 12,3% sejak 2009. Namun, dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia yang diukur dengan PPB / PDB, relatif stagnan di kisaran 1,1% hingga 1,4%. PT SLI (SLI) adalah perusahaan patungan asing, yang didukung oleh perusahaan induk berskala global, yang kuat dan bermodal besar. SLI telah beroperasi di Indonesia sejak 1995 dan memfokuskan penjualan pada Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI), yang dipasarkan kepada pemegang polis individu, melalui jalur distribusi Keagenan, Bancassurance, dan juga Telemarketing. SLI adalah salah satu perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di pasar, dimana tingkat pertumbuhannya selalu mengungguli pasar selama lima tahun terakhir; Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (LPMT) dari Premi Pertama polis individual SLI pada tahun 2015 - 2019 adalah 19,4%, sedangkan LPMT industri asuransi jiwa di Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2015 - 2019 hanya 7,3%. Pada 2019, SLI mampu menempati peringkat 6 di antara perusahaan patungan asing lainnya dalam hal Premi Pertama polis individual. Sebagai perusahaan yang berkembang pesat, SLI memfokuskan operasionalnya pada akuisisi klien sebanyak mungkin, namun demikian SLI juga menghadapi masalah serius pada saat yang bersamaan. Walaupun jumlah Premi Pertama terus berkembang, jumlah pemegang polis in-force menurun, terutama di jalur distribusi Keagenan. Untuk merumuskan strategi pemasaran telah dilakukan serangkaian analisis baik terhadap faktor eksternal maupun internal perusahaan. Beberapa alat yang digunakan dalam melakukan analisis lingkungan eksternal adalah the PESTEL Framework, Porter’s Five Forces Model, Analisis Pelanggan, dan Analisis Pesaing. Sedangkan dari analisis lingkungan internal, alat yang digunakan adalah Segmentation, Targeting, and Positioning Model Analysis dan the 7Ps Marketing Mix. Setelah mempelajari faktor internal dan eksternal SLI, penelitian menghasilkan strategi pemasaran yang berpotensi meningkatkan jumlah polis in-force di SLI dengan menerapkan beberapa tindakan, seperti mendefinisikan kembali target pasar dari jalur Keagenan SLI, mendefinisikan kembali posisi SLI, melakukan program pemasaran berkelanjutan, melaksanakan program literasi keuangan secara berkala, merekrut agen berkaliber tinggi, pembenahan kompensasi di jalur Keagenan, penguatan program retensi agen, dan penguatan program pelatihan agen.