COVER Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Sabiq Tafwidlul Maula
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Struktur bawah permukaan Cekungan Bandung atau Bandung Basin dapat diketahui dengan memanfaatkan Spasial Autocorrelation (SPAC) atau metode autokorelasi spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan Cekungan Bandung. Dengan perambatan gelombang mekanik yang terjadi, terdapat salah satu jenis gelombang yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur lapisan bawah permukaan bumi, yaitu gelombang Rayleigh. Metode autokorelasi spasial merupakan salah satu metode survei mikrotremor yang dapat memberikan informasi struktur bawah permukaan dengan karakteristik gelombang Rayleigh yang didapat dari perekaman data mikrotremor. Dalam penelitian ini, perekaman data dilakukan di Cekungan Bandung pada Bulan Januari hingga Februari 2021 dengan menggunakan geophone 1 Hz. Masing-masing pengukuran dilakukan dengan membentuk 3 array dengan radius 100, 1000, dan 5000 meter. Hasil dari penelitian diolah menggunakan perangkat lunak Matlab dan Geopsy. Inversi yang dilakukan menghasilkan model kecepatan gelombang geser tiga lapisan yang dangkal hingga yang dalam pada tiap array. Nilai kecepatan geser array pertama adalah 150, 250 dan 460 m / s untuk tiga lapisan pertama bawah permukaan hingga kedalaman 100 m. Nilai kecepatan geser array kedua adalah 250, 600 dan 1500 m / s untuk tiga lapisan pertama bawah permukaan hingga kedalaman 2000 m. Nilai kecepatan geser array ketiga adalah 300, 650 dan 1800 m/s untuk tiga lapisan pertama bawah permukaan hingga kedalaman 3000 m. Berdasarkan klasifikasi NEHRP, nilai gelombang geser sebesar 366 sampai 762 m/s yang menunjukkan bahwa profil tanah di bawah lokasi pengukuran termasuk dalam kategori tanah sangat padat atau batuan lunak, lapisan batuan memiliki kecepetan gelombang geser antara 763-1524 m/s, dan batuan keras dengan kecepatan gelombang geser lebih besar atau sama dengan 1524 m/s. Model yang diperoleh dari penelitian SPAC ini bersesuaian dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya dengan memanfaatkan metode geofisika yang berbeda.