



Jaringan sensor nirkabel berkapasitas tinggi dan hemat energi akan sangat
dibutuhkan untuk mengakomodasi kenaikan trafik yang eksponensial pada sistem
komunikasi generasi 5 dan 6 (5G/6G) atau generasi internet of things (IoT).
Jaringan sensor nirkabel saat ini menerapkan algoritma low energy adaptive
clustering hierarchy (LEACH), dengan pemilihan cluster head (CH) dilakukan
secara acak. Akibatnya jarak antara node anggota ke CH bisa berjauhan, sehingga
daya pancar sensor akan tinggi yang lebih lanjut akan menimbulkan interferensi
dan memboroskan energi. Algoritma LEACH juga menggunakan pengaturan daya
statis, sehingga signal to interference and noise ratio (SINR) yang diterima di CH
bisa turun jika terjadi kenaikan interferensi. Untuk meningkatkan kapasitas jaringan
dan penghematan energi, maka algoritma LEACH perlu diperbaiki.
Disertasi ini mengembangkan algoritma baru dengan melakukan seleksi ulang CH
menggunakan metode node rank. Dengan metoda node rank, CH dipilih dari sensor
dengan rank terbesar yaitu sensor dengan jumlah node tetangga terbanyak dan
memiliki energi sisa tinggi untuk menjaga keseimbangan konsumsi energi
sedangkan node tetangga adalah node yang memiliki nilai received signal strength
indicator (RSSI) di atas rata-rata nilai RSSI pada CH lama. Dengan metoda node
rank ini, jarak node anggota ke CH akan berkurang, sehingga daya pancar sensor
akan turun (interferensi dan konsumsi energi juga akan berkurang). Interferensi
juga ditekan lebih lanjut dengan teknik pengendalian daya pancar menggunakan
algoritma dual policy multi agent reinforcement learning menggunakan SINR
sebagai parameter kontrol. Penggunaan metoda reinforcement learning (RL) akan
menjadikan sensor mampu menjejaki (tracking) terhadap fluktuasi SINR akibat
perubahan interferensi, sehingga daya pancar sensor akan diatur sesuai kebutuhan
minimum.
Pengujian algoritma node rank dan reinforcement learning yang diusulkan pada
disertasi ini dilakukan dengan simulasi komputer menggunakan model jaringan
sensor nirkabel terdistribusi seragam yang dibangkitkan secara acak. Kanal
propagasi jaringan nirkabel menggunakan model free space path loss (untuk
representasi jarak dekat) dan model kanal two ray ground (untuk representasi jarak
yang lebih jauh). Pengujian algoritma node rank LEACH menghasilkan
ii
peningkatan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan algoritma LEACH
konvensional. Indikator kinerja metoda node rank yang diusulkan pada disertasi ini
menunjukkan peningkatan umur jaringan (lifetime) 8 %, peningkatan first node
death (FND) 9 %, peningkatan half node death (HND) 14 %, dan peningkatan
jumlah paket terkirim 11 %. Perbaikan kinerja yang dihasilkan oleh metode node
rank ini disebabkan oleh terbentuknya jarak antara node dengan CH yang lebih
dekat. Metoda pengendalian daya pancar dengan algoritma dual policy multi agent
reinforcement learning menghasilkan perbaikan kinerja yang jauh lebih signifikan
terhadap metode pengaturan daya statis pada algoritma LEACH. Peningkatan
tersebut meliputi peningkatan umur jaringan sebesar 129 %, FND 52 %, HND 35
%, dan kinerja paket terkirim sebesar 162 %. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan
kemampuan tracking fluktuasi SINR, maka daya pancar sensor akan diatur sesuai
kebutuhan minimum. Daya pancar yang rendah (minimum), selain akan menekan
interferensi, juga sekaligus akan menghemat konsumsi energi. Pengendalian daya
pancar dengan menggunakan SINR sebagai kontrol parameter memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan signal strength (RSSI), karena
SINR melibatkan tingkat interferensi dalam pengendalian daya pancar sensor.