ABSTRAK Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari COVER Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari BAB 1 Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari BAB 2 Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari BAB 3 Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari BAB 4 Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari BAB 5 Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari PUSTAKA Anisza Okselia
PUBLIC Ratnasari
Pandemi virus Covid – 19 di dunia telah menginfeksi banyak orang, termasuk di Indonesia. Penderita virus Covid – 19 telah menembus angka 200.000 kasus di Indonesia. Virus yang menyebar lewat droplet ini rentan menyerang penderita kanker yang memiliki sistem imun yang rendah sehingga penderita kanker harus meminimalisir kegiatan di luar rumah. Padahal penderita kanker yang sebagian besar didominasi kanker payudara perlu mendapatkan pengobatan salah satunya dengan radioterapi. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan hipofraksinasi yaitu pemberian dosis dengan fraksinasi lebih sedikit dari fraksinasi standar namun dosis per fraksi menjadi lebih besar dari 2 Gy. Penelitian dilakukan pada kasus pasien kanker payudara stadium IIA – IIIB post mastektomi dengan dosis total 50 Gy yang terbagi dalam 25 fraksi. Perencanaan dosis metode hipofraksinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10, 12, 15, 17, dan 20 fraksi dengan dosis per fraksi 2 Gy – 4 Gy sehingga didapatkan 15 variasi hipofraksinasi. Sistem perencanaan dosis yang diterapkan pada kasus kanker payudara ini adalah teknik 3DCRT Field in Field. Data yang ditinjau adalah ekivalensi nilai BED fraksinasi standar terhadap hipofraksinasi yang dinyatakan dalam EQD2 dan analisis kurva DVH. Dari hasil tersebut, didapatkan metode hipofraksinasi optimal yang bisa diaplikasikan ke pasien adalah 15 x 2,88 Gy berdasarkan model linear kuadratik dan mempunyai Overall Treatment Time (OTT) yang lebih singkat.