Gerakan slow food dan slow design tengah mulai berkembang di Indonesia sebagai alternatif gaya
hidup baru di tengah modernitas, konsumerisme dan gaya hidup instan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji konsep gerakan slow yang ada di Indonesia dengan studi kasus aktivitas memasak
dan kebiasaan mengonsumsi nasi pada masyarakat Sunda. Penulis menggabungkan metode kajian
pustaka dan etnografi desain untuk mendapatkan data melalui observasi partisipatoris dan
wawancara. Adapun observasi dan wawancara dilaksanakan di Kampung Naga Jawa Barat dan
Kota Bandung. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi konsep slow design pada
perkembangan aktivitas memasak dan kebiasaan konsumsi nasi tradisional hingga modern pada
masyarakat Sunda. Penelitian ini secara khusus mempelajari prinsip slow design pada alat masak,
cara masak, dan tata kebiasaan konsumsi nasi masyarakat Sunda yang diteliti menggunakan teori
slow design dari Alastair Fuad-Luke. Hasil identifikasi konsep slow pada gaya hidup masyarakat
Sunda di Kampung Naga dan perkembangannya mendapati adanya temuan budaya Sunda dalam
bentuk kepercayaan pada nilai keluarga, nilai spiritual, dan nilai kekeluargaan yang diperlihatkan
oleh desain alat masak tradisional dan gaya hidup masyarakat Sunda. Temuan nilai-nilai
tradisional tersebut kemudian dapat diimplementasikan untuk strategi proses perancangan produk
dan gagasan desain modern guna meningkatkan kualitas produk, mengembangkan produk yang
lebih ramah lingkungan, memperlihatkan pun melestarikan lagi kearifan lokal yang dapat menjadi
identitas produk budaya, serta mengembangkan potensi SDA dan SDM terdekat juga peran
desainer sebagai agen perubahan perilaku.