digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dzaky Auliardi
PUBLIC Alice Diniarti

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Cover.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Bab1.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Bab2.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Bab3.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Bab4.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

2021 TS TK 230119013 Dzaky Auliardi Bab5.pdf
EMBARGO  2027-06-05 

Peningkatan akumulasi gas CO2, sebagai gas rumah kaca (GRK) utama, di atmosfer bumi telah menimbulkan permasalahan lingkungan dan berkonsekuensi serius pada perubahan iklim, sehingga perlu ditanggulangi. Dengan menggunakan prinsip fotoreduksi, karbon dioksida dapat diubah menjadi senyawa kimia yang bernilai tinggi, salah satunya adalah asam format yang dapat berperan sebagai senyawa pembawa hidrogen. Efisiensi proses fotoreduksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan fotokatalis yang beroperasi dalam dua fotosistem yang berbeda, masing-masing dengan rentang sensitivitas pada spektrum yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan korelasi pengaruh kondisi operasi pembuatan fotokatalis terhadap keaktifan fotokatalis yang dihasilkan dan mendapatkan fotokatalis yang memiliki kinerja paling baik untuk produksi asam format. Pada penelitian ini ditelaah fotokatalis berbasis Layered Double Hydoxide dari seng, kromium dan tembaga yang disiapkan melalui metode kopresipitasi dan ion exchange untuk fotoreduksi CO2 dalam fasa akuatik di bawah iradiasi cahaya tampak yang dapat menghasilkan produk berupa asam format dengan efisiensi fotokatalitik yang tinggi. Perolehan asam format terbanyak diperoleh pada suhu reaksi 100???? dengan menggunakan fotokatalis 0,3Cu@Zn-Cr LDH yaitu 21,62 ????mol.grkatalis -1.jam-1. Fotokatalis ini menunjukan peningkatan aktivitas ketika suhu reaksi dinaikan hingga 60???? dan 100???????? Di lain pihak, fotokatalis 0,3Cu2O@Zn-Cr LDH malah menurun aktivitasnya ketika suhu reaksi dinaikan hingga rentang yang sama. Perbedaan ini terjadi karena adanya mekanisme self-oxidation dari Cu dan Cu2O; pada 0,3Cu@Zn-Cr LDH hasil oksidasinya adalah Cu2O yang masih memiliki aktivitas fotokatalitik walaupun pada akhirnya membentuk CuO, sedangkan pada 0,3Cu2O@Zn-Cr LDH hasil oksidasinya adalah CuO yang tidak aktif.