ABSTRAK Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 6 Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Muhammad Refardian Imaduddin
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Ruang publik merupakan suatu kawasan dimana masyarakat dapat melakukan
berbagai aktivitas dengan berbagai fungsi kegiatan. Salah satu ruang publik yang
hingga saat ini masih menjadi pilihan masyarakat untuk dikunjungi ialah alun-alun
Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung yang terletak di Kota Denpasar. Alunalun ini memiliki sejumlah fasilitas publik yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung
baik untuk anak-anak hingga dewasa. Namun, dengan melihat Kota Denpasar sebagai
Kota budaya, keberadaan Alun-alun Kota Denpasar saat ini belum mencerminkan
nilai-nilai budaya, khususnya dalam konteks keruangan. Ditambah lagi dengan
adanya beberapa fasilitas publik yang belum memadai dan tidak layak digunakan.
Sehingga dari hal tersebut perlu adanya upaya untuk memperbaiki kualitas fisik
kawasan dengan cara perancangan kembali. Perancangan kembali dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu menyusun prinsip perancangan. Sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah menyusun prinsip perancangan yang nantinya dapat digunakan
dalam proses perumusan perancangan kawasan alun-alun Kota Denpasar.
Upaya perancangan pada penelitian ini mempertimbangkan suatu
pendekatan, yakni pendekatan Eco-cultural. Pendekatan ini dihasilkan melalui
metode analisis isi kualitatif untuk mendapatkan komponen-komponen perancangan
yang baru yang sesuai dengan konsep Eco-cultural, yang nantinya dapat didudukkan
ke dalam ruang publik alun-alun. Kemudian juga akan dilakukan pengambilan data
primer melalui observasi untuk mengamati fakta di lapangan, yang berikutnya akan
dibandingkan dengan kondisi ideal, yang dalam hal ini ialah tinjauan ruang publik
dan konsep Eco-cultural. Setelah proses tersebut, maka didapatkanlah sejumlah
persoalan, yang kemudian akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan
prinsip perancangan yang baru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terumuskannya prinisp perancangan baru yang disusun untuk menyediakan komponen
komponen perancangan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai alun-alun yang
berwawasan budaya, berfungsi ekologis , dan akomodatif terhadap kebutuhan para
pengunjung.