digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Siti Rahmah Husnul Khotimah
Terbatas Open In Flip Book Alice Diniarti
» ITB

BAB 2 Siti Rahmah Husnul Khotimah
Terbatas Open In Flip Book Alice Diniarti
» ITB

BAB 3 Siti Rahmah Husnul Khotimah
Terbatas Open In Flip Book Alice Diniarti
» ITB

BAB 4 Siti Rahmah Husnul Khotimah
Terbatas Open In Flip Book Alice Diniarti
» ITB

BAB 5 Siti Rahmah Husnul Khotimah
Terbatas Open In Flip Book Alice Diniarti
» ITB


Jahe adalah tanaman rimpang dengan luas panen tertinggi, tetapi produksinya terus menurun setiap tahunnya. Indonesia merupakan penghasil jahe terbesar ketiga setelah India dan Cina. Jawa Barat pernah mengekspor jahe ke beberapa negara di Asia. Kabupaten dengan produksi jahe tertinggi di Jawa Barat adalah Cianjur. Padahal kebutuhan jahe masih belum dapat dipenuhi. Jahe memiliki prospek yang baik jika dilihat dari aspek pasar. Untuk memenuhi permintaan, diperlukan adanya pengaturan rantai pasok yang efisien. Maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi mekanisme rantai pasok jahe, menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi rantai pasok jahe, dan menentukan strategi rantai pasok yang dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok jahe di Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif rantai pasok jahe dengan kerangka Asian Productivity Organization (APO) untuk mengidentifikasi mekanisme rantai pasok. Faktor internal dan eksternal rantai pasok diidentifikasi dengan matriks internal factor evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE). Hasil analisis IFE dan EFE dijadikan dasar dalam merumuskan strategi menggunakan analisis SWOT. Lalu untuk menentukan strategi yang tepat untuk rantai pasok jahe digunakan metode AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur rantai pasok jahe di Kabupaten Cianjur terdiri dari petani, pengepul, pedagang pasar induk, pedagang pasar lokal, dan konsumen. Hubungan diantara pelaku rantai pasok terbentuk oleh rasa saling percaya. Jahe yang diproduksi di Kabupaten Cianjur masih belum dapat memenuhi permintaan pasar karena pasokan yang terbatas. Faktor internal yang paling mempengaruhi rantai pasok jahe dan tergolong kekuatan adalah Kabupaten Cianjur merupakan produsen jahe terbesar di Provinsi Jawa Barat, sedangkan yang tergolong kelemahan adalah budidaya jahe yang masih relatif lama. Faktor eksternal yang paling mempengaruhi rantai pasok jahe dan tergolong peluang adalah permintaan jahe lebih tinggi daripada pasokan, sedangkan yang tergolong ancaman adalah biaya transportasi yang tinggi. Strategi yang dipilih untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok jahe di Kabupaten Cianjur adalah perlunya peningkatan produktivitas dan kualitas produk jahe.