digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA A. H. Basri
PUBLIC Irwan Sofiyan

Keberhasilan budidaya sistem bioflok ditentukan oleh rasio karbon terhadap nitrogen (rasio C/N) yang sesuai untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri heterotrof sehingga keseimbangan komunitas mikroba dan kualitas air budidaya tetap terjaga. Sumber utama input nitrogen dalam sistem tertutup bioflok adalah pakan sehingga kandungan protein dalam pakan akan berperan dalam pertumbuhan ikan nila dan juga mempengaruhi nilai rasio C/N air budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi protein pakan terhadap kinerja budidaya dan profil nutrisi ikan nila dalam sistem bioflok. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: (1) Persiapan sistem tertutup bioflok, (2) Proses budidaya ikan nila dalam sistem bioflok menggunakan tiga jenis pakan dengan kandungan protein kasar berbeda, yaitu 22%, 26%, dan 30%, dan (3) Pengukuran profil nutrisi ikan nila yang dihasilkan dari proses budidaya pada sistem bioflok dengan kadar protein berbeda. Proses budidaya dilakukan dengan kepadatan 75 ekor/m3 dengan berat rata-rata awal ikan 37,7±11,1 g. Budidaya dilakukan selama 90 hari menggunakan tangki fiber 1000 L berbentuk silinder dengan tiga replikat per perlakuan. Penambahan molase dilakukan untuk mempertahankan rasio C/N=15 pada setiap perlakuan. Parameter yang diamati meliputi parameter fisika-kimia kualitas air (Suhu, DO, pH, NH4+, NO2-), parameter biologi (pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, kelulushidupan, biomassa, rasio konversi pakan), dan profil nutrisi ikan (analisis proksimat, profil asam amino, profil asam lemak). Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa variasi penggunaan kadar protein pakan memberikan dampak yang berbeda terhadap kualitas air, kinerja biologis dan profil nutrisi ikan budidaya. Dari parameter fisika-kimia kualitas air, rata-rata suhu pada semua perlakuan adalah 23,09±0,8 ?C. Kadar DO dan pH menurun dari awal hingga akhir penelitian dengan rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan protein pakan 22% (5,04±0,74 mg/L dan 6,28±0,69), diikuti oleh perlakuan protein pakan 26% (4,89±1,15 mg/L dan 6,02±1,07), dan perlakuan protein pakan 30% (4,79±0,95 mg/L dan 5,73±0,98). Kisaran kadar amonium terendah 2,39±3,64 mg/L dijumpai pada air kultur ikan perlakuan kadar protein pakan 22%, diikuti oleh perlakuan kadar protein 26% (2,93±2,52 mg/L) dan kadar protein pakan 30% (5,35±3,01 mg/L). Perlakuan kadar protein pakan 26% menghasilkan kisaran kadar nitrit terendah (1,43±1,59 mg/L), diikuti perlakuan protein pakan 30% (2,28±1,23 mg/L) dan perlakuan protein pakan 22% (3,22±1,52 mg/L). Pada paramater biologis terlihat bahwa untuk berat rata-rata ikan tertinggi (143,48±13,78 g), laju pertumbuhan harian tertinggi (2,68±0,31%) dan rasio konversi pakan terendah (1,45±0,19) dijumpai pada perlakuan pemberian pakan dengan kadar protein 30%. Perlakuan protein pakan 22% menghasilkan kelulushidupan tertinggi (86,15%), sedangkan biomassa tertinggi (6912,88±2586,17 g) dihasilkan perlakuan protein pakan 26%. Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) pada pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan harian antara perlakuan protein pakan 22% dengan 26% dan antara perlakuan protein pakan 22% dengan 30%, sementara antara perlakuan protein pakan 26% dengan 30% tidak berbeda signifikan. Parameter kelulushidupan, biomassa dan rasio konversi pakan tidak berbeda signifikan pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil analisis profil nutrisi terlihat bahwa kandungan protein tertinggi (20,68%) diperoleh pada perlakuan protein pakan 30%. Kandungan lemak paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan 22% protein pakan yaitu 1,89%. Variasi kadar protein pakan menghasilkan perbedaan signifikan pada profil asam amino dan asam lemak ikan. Nilai tertinggi sebagian besar asam amino esensial diperoleh pada perlakuan protein pakan 26% (L-Fenilalanin: 12,44 g/kg; L-Histidin: 7,18 g/kg; L-Isoleusin: 9,59 g/kg; L-Leusin: 16,47 g/kg; L-Threonin: 12,47 g/kg; L-Valin: 11,96 g/kg). Nilai tertinggi profil asam lemak tak jenuh ganda terdapat pada perlakuan protein pakan 30% (EPA: 0,0068%; DHA: 0,0936%; AA: 0,0502%), sedangkan untuk asam lemak jenuh paling rendah (0,3481%) terdapat pada perlakuan protein pakan 26%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan kadar protein pakan 26% dan 30% paling direkomendasikan pada budidaya ikan nila sistem bioflok. Perlakuan protein pakan 26% memberikan hasil terbaik untuk kualitas air dan profil asam amino, sedangkan protein pakan 30% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan dan profil asam lemak.