Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia mencapai
40% potensi dunia. Pada daerah panas bumi terdapat beberapa lapisan seperti bagian batuan
penudung, reservoir, patahan atau rekahan dan sumber panas. Pola aliran fluida bawah
permukaan pada daerah panas bumi menjadi salah satu topik yang sering bahas terutama untuk
kepentingan eksplorasi. Aliran fluida pada dasarnya menggunakan prinsip dari hukum Darcy,
prinsip kontinuitas dan persamaan Navier-Stokes. Dalam penyelesaian persamaan ini dapat
digunakan sebuah pendekatan numerik, dimana akan didapatkan hasil yang mendekati nilai
sebenarnya. Metode numerik yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode elemen hingga,
dimana geometri domain dibagi menjadi domain-domain yang lebih kecil. Bentuk elemen dua
dimensi yang digunakan ialah segitiga non linear. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menggambarkan pola aliran fluida pada medium berpori khususnya pada kasus daerah panas
bumi serta mengetahui pengaruh anomali permeabilitas batuan terhadap pola aliran fluida.
Hasil dari pemodelan menggunakan metode elemen hingga didapatkan bahwa permeabilitas
batuan mempengaruhi pola aliran fluida. Fluida akan mengalir dengan kecepatan yang lebih
tinggi menuju daerah dengan permeabilitas yang lebih tinggi. Setelah didapatkan nilai
kecepatan fluida selanjutnya dilakukan pemodelan kembali untuk mendapatkan nilai
temperatur fluida. Konduktivitas termal menjadi salah satu variabel yang berpengaruh terhadap
laju perpindahan panas, dimana semakin besar nilai konduktivitas termalnya maka laju
perpindahan panas akan semakin besar pula.