digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salsabila Syakura
PUBLIC Alice Diniarti

COVER - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IVa - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IVb - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Salsabila Syakura
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN A - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN B - Salsabila Syakura.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Berdasarkan peta oleh Tim Pusat Studi Gempa Nasional pada tahun 2017, salah satu lokasi yang berpotensi menghasilkan gempa dengan magnitudo besar adalah zona subduksi Sunda Megathrust tepatnya pada segmen Selat Sunda-Banten dengan ???????? = 8,8. Adanya potensi gempa dengan magnitudo besar dikhawatirkan membangkitkan tsunami yang menerjang wilayah pesisir Pulau Jawa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji potensi risiko tsunami di pesisir Selat Sunda akibat kegempaan di zona zubduksi Sunda Megathrust dengan tiga skenario hipotetik dan menerapkan model grid bersarang (nested grid) yang mana pada domain level terkecil difokuskan pada wilayah Kota Cilegon dan Tanjung Lesung. Simulasi penjalaran tsunami ini menggunakan model numerik COMCOT v.1.7 dengan masukan data batimetri dan topografi yang berasal dari BATNAS dan DEMNAS. Simulasi penjalaran tsunami ini dijalankan selama dua jam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tinggi tsunami maksimum yang terekam di titik tinjau pada Skenario-3 (skenario ekstrem, ???????? = 9,2) di Kota Cilegon dan Tanjung Lesung adalah 3,34 m dan 8,23 m. Kemudian, waktu tiba tsunami tercepat di Kota Cilegon dan Tanjung Lesung terekam pada Skenario-3 (???????? = 9,2) dengan rentang nilai 62 - 74 menit dan 46 - 50 menit. Adanya transformasi gelombang tsunami (refraksi, refleksi dan difraksi) menyebabkan tinggi tsunami bervariasi di sepanjang pantai pesisir Selat Sunda. Selanjutnya, rendaman maksimum di Kota Cilegon dan Tanjung Lesung adalah 4,5 m dan 14,4 m. Potensi bahaya tsunami berdasarkan rendaman di Kota Cilegon dan Tanjung Lesung berada pada tingkat bahaya rendah dan sangat tinggi secara berurutan. Dengan memperhatian aspek bahaya dan kerentanan, Kota Cilegon dan Tanjung Lesung berpotensi termasuk Kategori Risiko Tsunami III.