Pengembangan prosedur migrasi seismik dalam domain kedalaman mulai banyak
dilakukan dalam beberapa dekade terakhir. Data seismik dalam domain kedalaman
memiliki kelebihan dapat menghasilkan image bawah permukaan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan data seismik domain waktu. Akan tetapi dalam pengolahan
datanya, data seismik domain kedalaman memiliki limitasi yaitu tidak dapat langsung
dilakukan proses konvolusi pada domain kedalaman karena wavelet domain kedalaman
memiliki karakteristik tidak stasioner. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut
adalah dengan melakukan transformasi seismik domain kedalaman menjadi domain
pseudo-depth. Proses konvolusi kemudian dilakukan pada domain pseudo-depth dan
trace seismik domain pseudo-depth akan ditransformasi kembali menjadi domain
“true” depth. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan teknik
pengolahan data seismik domain kedalaman dengan menggunakan metode
transformasi pseudo-depth hingga mendapatkan hasil berupa trace seismik domain
“true” depth. Selain itu, dilakukan pula proses inversi seismik menggunakan metode
bandlimited impedance (BLIMP). Metode inversi seismik BLIMP mampu
mengakomodasi limitasi bandwidth frekuensi seismik berupa low-frequency yang
diimplikasikan dari tren data log. Oleh karena itu, nilai low frequency cut-off yang
digunakan pada inversi BLIMP berperan penting terhadap impedansi hasil inversi.
Pada penelitian ini, diketahui bahwa proses transformasi pseudo-depth dapat mengatasi
keterbatasan pengolahan data domain kedalaman dan tidak mengubah konten frekuensi
data domain kedalaman serta diperoleh trace seismik domain “true” depth yang pada
tiap waveletnya melebar ketika melewati medium berbeda dengan kecepatan lebih
besar serta nilai low frequency cut-off pada inversi BLIMP yang menghasilkan
impedansi optimum adalah 25 Hz pada data sintetik dan 10 Hz pada data real.