digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mohamad Mahrus Ali
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mohamad Mahrus Ali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia dengan jumlah 17.500 pulau dan memiliki persentase wilayah lautan sebesar 63% (Badan Informasi Geospasial, 2013). Hal tersebut membuat Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang berlimpah, salah satunya adalah sumber energi yang terkandung didalamnya adalah arus pasang surut. Di lain sisi, rasio elektrifikasi beberapa wilayah di Indonesia masih tergolong rendah, contohnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan nilai rasio elektrifikasi sebesar 56.34% (Buku Laporan Statistik PT PLN Indonesia, 2018). Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi tersebut membuka kemungkinan adanya pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan khususnya energi arus pasang surut di wilayah Nusa Tenggara Timur. Selat Boleng merupakan salah satu selat yang berada di kawasan provinsi Nusa Tenggara Timur pada koordinat 123o 17’ 20.448” - 123o 27’ 9.201” BT dan 8o 24’ 31.353” – 8o 15’ 50.443” LS. Lokasi titik potensial yang dipilih berada pada latitude -8.4044o dan longitude 123.2960o dengan kedalama 60 meter dan luas area 945,445 m2 . Simulasi dengan menggunakan software Delft3D-FLOW memberikan informasi bahwa lokasi tersebut memiliki median kecepatan arus sebesar 0.85 m/s dan nilai minimum dan maksimum kecepatan arus masing-masing sebesar 0.01 m/s dan 2.57 m/s dengan waktu simulasi pada tahun 2019. Jenis instrumen yang memenuhi kriteria adalah instrumen TidEL dengan cut in speed sebesar 0.70 m/s dan rated power 971.80 kW pada kecepatan arus 2.3 m/s. Lokasi titik potensial memiliki potensi daya theoretical resources untuk satu instrumen TidEL sebesar 132,122 kW. Sedangkan technical, practical, dan accessible resources untuk satu instrumen TidEL sebesar 27,805 kW. Nilai harga jual listrik sebesar Rp 5,767 per kWh pada tahun 2021. Harga tersebut membuat nilai NPV positif dengan payback period selama 25 tahun sampai tahun 2045.