digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Tasya Syafira
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Tasya Syafira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Korosi pada mild steel merupakan masalah yang umum terjadi di industri minyak dan gas karena ketahanan korosinya yang rendah. Asam klorida di industri antara lain digunakan untuk proses descaling, sebagai larutan pickling, serta proses acidizing pada sumur minyak. Namun dalam penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan pada material logam, sehingga diperlukan mekanisme pengendalian korosi berupa penggunaan inhibitor. Kemampuan adsorpsi inhibitor sudah banyak diteliti dari segi efek komposisi logam dan molekul inhibitornya. Namun faktor fisik seperti pengaruh kekasaran permukaan logam terhadap kemampuan adsorpsi inhibitor belum banyak diteliti. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mempelajari signifikansi variabel kekasaran permukaan logam terhadap efisiensi inhibitor menggunakan metode analysis of variance (ANOVA). Pada penelitian ini digunakan tiga variasi kekasaran permukaan yaitu sampel baja API 5L grade B yang diamplas menggunakan grit 60, 240, dan 2000; serta menggunakan dua jenis inhibitor organik yakni ketoconazole (KA200) dan cefazoline (CZ200) dengan konsentrasi 200 ppm dalam medium 1M HCl. Perendaman dilakukan selama dua hari. Laju korosi serta efisiensi inhibitor dengan konsentrasi 0 ppm dan 200 ppm ditentukan dengan metode kehilangan berat logam. Potensial korosi baja, efisiensi inhibitor, dan model rangkaian listrik ekuivalen ditentukan dengan menggunakan metode electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Pengujian EIS dilakukan pada tiga variasi kekasaran permukaan dengan menggunakan inhibitor ketoconazole konsentrasi 0 ppm dan 200 ppm. Pada uji perendaman, didapat bahwa laju korosi menurun dan nilai efisiensi inhibitor meningkat seiring dengan permukaan baja yang semakin halus pada larutan dengan penambahan inhitor. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kekasaran permukaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laju korosi baja, namun interaksi dengan variabel jenis inhibitor dinilai tidak signifikan. Laju korosi terendah diperoleh pada baja yang diamplas dengan grit 2000 pada penambahan inhibitor KA200 dan CZ200 berturut-turut sebesar 0,297 mm/tahun dan 0,346 mm/tahun. Efisiensi inhibitor KA200 pada kekasaran permukaan yang kasar hingga yang paling halus yakni 66,48%; 77,57%; dan 83,65%. Sedangkan nilai efisiensi inhibitor yang diperoleh dari pengujian EIS pada KA200 untuk variasi kekasaran permukaan yang kasar hingga halus yakni 57,94%; 67,44%; dan 71,76%. Model rangkaian listrik ekuivalen pada penambahan inhibitor KA200 yakni Rs-(CPEi(Ri(CPEdl/Rp))) menunjukkan adanya lapisan pasif tidak merata yang terbentuk pada permukaan logam. Nilai tahanan yang didapat semakin tinggi pada permukaan yang lebih halus. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan pasif yang terbentuk lebih baik pada permukaan halus sehingga efisiensi inhibitor meningkat.