digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Iryano Nigel
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Iryano Nigel
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Iryano Nigel
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Iryano Nigel
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Iryano Nigel
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Iryano Nigel
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Titanium adalah logam yang ringan, kuat, dan memiliki ketahanan korosi yang tinggi. Selain itu, kelimpahan titanium menempati urutan ke-9 di kerak bumi. Titanium banyak dimanfaatkan sebagai material konstruksi pada pesawat terbang dan juga sebagai material implan. Karena sifatnya yang unggul, titanium dapat diaplikasikan pada bidang lain seperti otomotif, konstruksi bangunan, dan industri lainnya. Namun, proses produksi titanium yang sulit dan kompleks membuat harga titanium menjadi sangat mahal sehingga penggunaannya saat ini masih sangat terbatas. Proses elektrolisis telah dikembangkan untuk menggantikan proses Kroll agar lebih ekonomis seperti proses FFC Cambridge dan MER. Pada studi ini, aspek metalurgi pada proses tersebut akan dipelajari dan juga aplikasinya pada pengolahan titanium di Indonesia. Studi ini diawali dengan pengumpulan dokumen referensi yang berkaitan dengan titanium dan proses produksinya. Kemudian, dokumen tersebut akan diseleksi berdasarkan keterkaitannya dengan tujuan studi ini. Setelah itu, dokumen yang telah diseleksi akan dianalisis untuk menjawab tujuan studi. Jika terdapat informasi yang kurang jelas, dilakukan penelusuran lebih lanjut dan mengulas kembali referensi yang ada. Terakhir, dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan studi literatur yang dilakukan dan juga saran untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, didapatkan bahwa: (1) pada proses FFC Cambridge, reaksi reduksi titanium oksida pada katoda terjadi dalam beberapa tahap pada suhu 900 oC. Hal ini membuat tegangan dekomposisi titanium oksida semakin besar seiring pengurangan kadar oksigen. Variasi waktu pada elektrolisis juga menghasilkan produk yang berbeda seperti magneli dan calcium titanate. Tahap reduksi TiO menjadi logam membutuhkan waktu yang paling lama karena difusivitas oksigen yang sangat sulit. (2) Pada proses MER, reaksi reduksi pada katoda umumnya terjadi dalam satu tahap. Namun, reduksi TiO2 dengan karbon harus dikontrol menggunakan perbandingan TiO2/C yang sesuai untuk menghasilkan titanium oxycarbide yang diinginkan yaitu Ti2CO pada suhu 1500 oC. Perbedaan komposisi titanium oxycarbide akan mempengaruhi disolusi anoda saat elektrolisis pada suhu 750 oC. (3) Kedua proses ini memiliki perbedaan pada umpan elektrolisis sehingga proses ini dapat diaplikasikan di Indonesia pada kondisi yang berbeda.