BAB 1 Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Natasha Jesslyn Pangudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Studi geologi menyatakan pada Busur Aceh, dominan terdapat deposit tembaga
dengan sulfidasi tinggi. Pada jalur mineralisasi Tengkereng, Aceh, diperkirakan
deposit bijih tembaga merupakan bijih tembaga sulfida porfiri. Perlu dilakukan
pengujian metalurgi untuk mengetahui karakteristik sampel yang diambil dari
deposit dan memperoleh gambaran rute proses yang akan dipilih. Salah satu rute
proses ekstraksi tembaga dari bijih sulfida dengan jalur hidrometalurgi adalah
dengan pelindian agitasi dalam larutan asam sulfat menggunakan oksidator ferric
sulphate. Sebagian besar penelitian belum mengkaji signifikansi pengaruh variabel
percobaan yang dilakukan terhadap persen ekstraksi tembaga. Pada penelitian ini,
dilakukan percobaan yang didesain dengan Metode Taguchi dan dianalisis dengan
metode ANOVA untuk mempelajari signifikansi pengaruh variabel percobaan
pelindian bijih tembaga dari Prospek Tengkereng, Kabupaten Gayo Lues, Aceh dan
dilakukan penentuan kondisi optimum pelindian.
Aktivitas penelitian di laboratorium diawali dengan preparasi bijih hingga
diperoleh sampel bijih dengan fraksi ukuran -200 +325#. Selanjutnya dilakukan
karakterisasi bijih dengan percobaan diagnostic leaching, analisis X-Ray
Diffraction (XRD), dan analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Percobaan didesain
dengan menggunakan orthogonal array L9 (34). Percobaan pelindian dilakukan
dengan variabel tetap berupa fraksi ukuran partikel -200 +325#, kecepatan agitasi
400 rpm, dan nisbah solid-liquid 1/5 (g/mL). Variabel percobaan yang digunakan
ialah konsentrasi H2SO4 (2M, 4M, dan 6M), waktu pelindian (4 jam, 8 jam, dan 12
jam), suhu pelindian (55°C, 75°C, dan 95°C), dan konsentrasi ferric sulphate (20
gpl, 30 gpl, dan 40 gpl). Setelah diperoleh hasil persen ekstraksi Cu dan Fe, analisis
signifikansi pengaruh dari variabel percobaan terhadap persen ekstraksi Cu
dilakukan dengan metode ANOVA. Selain itu, dilakukan penentuan kondisi
optimum percobaan dengan Metode Taguchi.
Persen ekstraksi Cu tertinggi yang diperoleh sebesar 70,23% dengan persen coekstraksi
Fe terendah sebesar 50,56% yaitu dari percobaan pelindian dengan
konsentrasi H2SO4 6M, suhu pelindian 75°C, waktu pelindian 4 jam, dan
konsentrasi ferric sulphate 40 gpl. Berdasarkan variabel rasio S/N, diperoleh
kondisi optimum percobaan adalah pada konsentrasi H2SO4 6M, suhu pelindian
75°C, waktu pelindian 8 jam, dan konsentrasi ferric sulphate 30 gpl. Hasil analisis
dengan ANOVA menunjukkan bahwa urutan variabel percobaan dari yang paling
signifikan dan memiliki kontribusi terbesar terhadap persen ekstraksi Cu adalah
suhu pelindian sebesar 43%, konsentrasi H2SO4 sebesar 25,5%, konsentrasi ferric
sulphate sebesar 12,4%, dan waktu pelindian sebesar 2%.