ABSTRAK Andhin Salsabila
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
BAB 1 Andhin Salsabila
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
BAB 2 Andhin Salsabila
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
BAB 3 Andhin Salsabila
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Andhin Salsabila
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bioaerosol memiliki potensi adanya transmisi patogen melalui udara, sehingga keberadaan
bioaerosol merupakan salah satu faktor penentu kualitas udara. Microbial load di udara
berkontribusi pada keberadaan bioaerosol, dimana sumber utama microbial load udara berasal
dari manusia. Adanya pandemi COVID-19 menjadikan Laboratorium Kesehatan Daerah
(Labkesda) sebagai salah satu laboratorium rujukan untuk pengujian sampel provinsi Jawa
Barat. Peningkatan aktivitas dan pergerakan manusia di lingkungan Labkesda, meliputi
interaksi antar tenaga medis dan pasien serta tenaga kerja laboratorium, diduga dapat
meningkatkan konsentrasi mikroba tersuspensi di udara lingkungan sekitar Labkesda.
Penelitian kali ini bertujuan untuk memantau kualitas udara lingkungan Labkesda Jawa Barat
melalui keberadaan mikroba di udara menggunakan metode culture dependent. Pemantauan
kualitas udara dilakukan pada area luar gedung Labkesda pada waktu pagi dan malam hari.
Pengambilan sampel udara menggunakan filter Sartorius berukuran 0.45 mikrom untuk analisis
melalui metode culture dependent. Pengambilan data parameter lingkungan dilakukan tiap jam
selama pengambilan sampel, dimana data tersebut meliputi arah angin, kecepatan angin,
temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara, dan presipitasi hujan. Analisis kelimpahan
dan komposisi komunitas mikroba dalam tiap sampel dilakukan dengan menggunakan empat
medium pertumbuhan yaitu Nutrient Agar (NA), Reasoner’s 2A (R2A), Eosin Methylene Blue
(EMB), Salmonella-Shigella Agar (SSA), Potato Dextrose Agar (PDA). Koloni yang tumbuh
dicuplik untuk dilakukan isolasi dan identifikasi melalui metode spektrometri melalui MALDITOF.
Pada seluruh sampel udara, tidak teramati adanya pertumbuhan pada medium PDA dan
SSA. Didapat pertumbuhan K. pneumoniae (medium EMB) pada sampel A1 malam dan
pertumbuhan mikroba slow growth (medium R2A) pada titik A2 malam, D pagi, dan G pagi.
Pengamatan kelimpahan dan keragaman komunitas penyusun mikroba dapat diamati pada
medium NA (bakteri heterotrof fast growth). Terdapat kelimpahan bakteri heterotrof sebesar
103 CFU m-3 – 105 CFU m-3 pada medium NA. Terdapat adanya dominasi keberadaan genus
Bacillus dengan empat spesies meliputi B. megaterium, B. causii, B. cereus, dan B. pumilus
pada komunitas mikroba udara lingkungan Labkesda. Teramati adanya kemiripan secara
umum pada komposisi penyusun komunitas mikroba udara lingkungan Labkesda. Teramati
adanya klaster komponen penyusun komunitas yang terbentuk melalui pemetaan menggunakan
PCA. Kualitas udara yang ditentukan melalui keragaman pada penyusun komunitas mikroba
udara pada lingkungan Labkesda termasuk baik, namun perlu adanya pengambilan data lebih
lanjut agar dapat menentukan kualitas udara Labkesda dengan lebih komprehensif.