Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia menuju ke Kalimantan Timur (Kabupaten
Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara) yang direncanakan akan dilaksanakan
pada Tahun 2024 memerlukan suatu perencanaan dalam pemenuhan kebutuhan air
di Wilayah IKN. Diperkirakan akan terjadi perpindahan penduduk sebesar 1,5 juta
jiwa untuk menempati 3 kawasan pada IKN. Berdasarkan masterplan yang telah
disusun direncanakan penyediaan air akan dipenuhi melalui Bendungan Sepaku
Semoi & Batu Lepek, Intake Loa Kulu & Sepaku.
Penelitian ini membahas mengenai perencanaan alokasi air dengan bantuan
software DSS WEAP dari tahun 2024 (saat IKN terbentuk) sampai 25 Tahun
berikutnya (Tahun 2049) di Wilayah IKN berdasarkan 5 skenario, yaitu skenario 1
(tanpa Bendungan dan Intake), skenario 2 (Bendungan Sepaku Semoi & Intake
Sepaku), skenario 3 (Bendungan Sepaku Semoi, Intake Sepaku, Bendungan Batu
Lepek), skenario 4 (Bendungan Sepaku Semoi, Intake Sepaku, Bendungan Batu
Lepek, Intake Loa Kulu), dan dan skenario 5 (Bendungan Sepaku Semoi, Intake
Sepaku, dan Intake Loa Kulu). Menurut hasil analisis didapatkan bahwa pada pada
skenario 2 masih belum bisa memenuhi kebutuhan IKN pada 2024 (frekuensi
pemenuhan kebutuhan domestik dan non domestik IKN hanya 91,67%), pada
skenario 3 Tahun 2024 – 2049 pemenuhan air pada IKN hanya tercapai 98,82%,
skenario 4 kebutuhan air dapat tercapai seluruhnya, dan skenario 5 Tahun 2024 –
2049 frekuensi pemenuhan pada IKN mencapai 95,41%. Dalam analisis kelayakan
ekonomi pada alternatif 2 pembangunan Intake Loa Kulu didapatkan hasil bahwa
NPV Rp 243.817.657.042,97, IRR 9,27% dan BCR 1,03. Disimpulkan bahwa
skenario terbaik adalah skenario 4 dengan alternatif kedua pada pembangunan
Intake Loa Kulu.