digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jakarta Sewerage System adalah sebuah proyek implementasi pengelolaan air limbah secara terpusat. Pembangunan Zona 1 dan Zona 6 akan meningkatkan cakupan wilayah pelayanan air limbah di DKI Jakarta sebesar 20%. Direncanakan bahwa untuk mengolah air limbah dari Zona 6 Jakarta Sewerage System (JSS), IPLT Duri Kosambi akan mengalami rekonstruksi menjadi IPAL, dan tetap mempertahankan fungsinya sebagai IPLT. Berdasarkan estimasi oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jakarta, IPAL Duri Kosambi akan melayani hingga 180.800 jiwa. IPAL ini diperkirakan memiliki kapasitas akhir 282.500 m3/hari (DSDA Jakarta, 2019). Target rasio pengolahan limbah pada tahun 2050 secara on site sebesar 20%, sedangkan secara off site sebesar 80%. IPAL zona 6 Jakarta Sewerage System akan dibangun di area yang tersisa dari lahan IPLT Duri Kosambi, dan direncakan pengolahan IPAL tersebut akan berintegrasi dengan IPLT Duri Kosambi. Periode perencanaan IPAL zona 6 yaitu 30 tahun di mulai dari tahun 2020 hinggan tahun 2050, yang terbagi menjadi 4 fase konstruksi sesuai dengan fase pembangunan jaringan perpipaan air limbah. Untuk setiap tahap pembangunan, didapat:1) Tahap 1 beroperasi 2030 (521,008 m3/hari lumpur tinja dan 22374 m3/hari air limbah ke IPAL), 2) Tahap 2 beroperasi 2034 (548,169 m3/hari lumpur tinja dan 85020 m3/hari air limbah ke IPAL), 3) Tahap 3 beroperasi 2038 (568,755 m3/hari lumpur tinja dan 149904 m3/hari air limbah ke IPAL), 4) Tahap 4 beroperasi 2042 (631,611 m3/hari lumpur tinja dan 223737 m3/hari air limbah ke IPAL). Tujuan dari unit pengolahan lumpur yang dirancang adalah: 1) Mereduksi volume lumpur, 2) Mereduksi patogen, 3) Mereduksi potensi atraksi vektor. Unit yang diterapkan untuk pengolahan lumpur adalah grinder, aerobic digester, dan belt filter press. Rangkaian unit pengolahan lumpur diintegrasikan dengan IPAL, sehingga filtrat yang dihasilkan sistem pengolahan lumpur diolah IPAL, dan lumpur yang dihasilkan IPAL diolah pada instalasi pengolahan lumpur.