World Heatlh Organization (WHO) mendefinisikan kelebihan berat badan dan
obesitas sebagai suatu penimbunan lemak yang tidak normal atau berlebihan
sehingga dapat mengganggu kesehatan. Penyebab utama dari obesitas dan
kelebihan berat badan adalah adanya ketidakseimbangan energi antara kalori yang
dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan. Mengkonsumsi makanan yang sehat
dan melakukan aktivitas fisik yang rutin dapat membantu mencegah obesitas.
Makanan dan minuman tertentu telah divariasikan dengan tujuan untuk
menurunkan berat badan. Kafein merupakan salah satu senyawa yang diketahui
dapat menurunkan berat badan atau membantu mencegah penambahan berat
badan. Namun, masih sedikit bukti ilmiah yang menyatakan bahwa
mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan penurunan berat badan. Kafein terdapat
pada banyak minuman termasuk kopi. Kopi biasanya diolah dalam bentuk
minuman seduh dari biji kopi sangrai dan kombucha coffee (KC). KC menjadi
lebih popular dalam beberapa tahun terakhir. KC merupakan hasil fermentasi dari
ekstrak biji kopi dengan penambahan kultur kombucha. Hal ini telah diterapkan
pada berbagai jenis biji kopi seperti biji kopi hitam dan hijau.
Biji kopi hijau mengandung beberapa komponen, terutama kafein dan asam
klorogenat. Kedua komponen tersebut sangat penting dalam pembentukan cita
rasa sedangkan ekstraknya dapat berpengaruh pada kesehatan. Dalam menurunkan
berat badan, kafein dalam ekstrak biji kopi hijau berperan dalam memecah lemak
menjadi asam lemak bebas, sedangkan asam klorogenat berfungsi mempercepat
metabolisme lemak di hati. Guna meningkatkan konsentrasi asam klorogenat pada
ekstrak biji kopi hijau, banyak upaya telah dilakukan, misalnya menggunakan
fermentasi ekstrak air biji kopi hijau dengan penambahan kultur kombucha.
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi fermentasi ekstrak biji
kopi hijau robusta dengan penambahan kultur kombucha serta melakukan studi
lebih lanjut terkait potensi aktivitas dan keamanannya seperti: uji toksisitas akut,
studi interaksi kafein dan asam klorogenat dengan enzim lipase pankreas, prediksi
toksisitas, uji in vitro dan in vivo sebagai penurun berat badan menggunakan ikan
zebra (Danio rerio), dan uji hedonik produk fermentasi KC.
Penelitian ini diawali dengan menguji 4 jenis biji kopi hijau robusta dari Garut,
Soreang, Aceh dan Ciwidey. Pengujian dilakukan untuk mengetahui pH
fermentasi KC dan konsentrasi kafein serta asam klorogenat menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Proses fermentasi dilakukan selama
18 hari dan pengambilan sampel dilakukan pada hari ke 0, 6, 12 dan 18.
Fermentasi dioptimalkan menggunakan metode Response Surface Methodology
(RSM) dengan Minitab Ver 17, serta menggunakan 3 parameter penelitian yaitu
konsentrasi gula, suhu inkubasi dan lama inkubasi. Produk KC kemudian
dianalisis toksisitas akut menggunakan ikan zebra (Danio rerio), dan uji prediksi
toksisitas menggunakan parameter Kroes TTC decision tree. Selanjutnya studi
interaksi kafein dan asam klorgenat dengan enzim lipase pankreas 3PE6 dilakukan
dengan metode in silico. Uji aktivitas farmakologis sebagai anti obesitas KC
terhadap penghambatan lipase pankreas dan uji in vivo menggunakan ikan zebra
(Danio rerio). Uji hedonik dan deskriptif produk KC dalam penelitian ini juga
dilakukan dengan melibatkan responden pria dan wanita.
Hasil penelitian yang meliputi pH, kadar kafein dan asam klorogenat
menunjukkan bahwa pH KC setelah 18 hari fermentasi biji kopi hijau dari Garut,
Soreang, Aceh dan Ciwidey masing-masing berkurang menjadi 2,6±0,1; 2,5±0,2;
2,7±0,2; 2,6±0,1, sedangkan konsentrasi kafein masing-masing berkurang menjadi
24,14±1,87; 22,23±1,15; 22,21±1,36; 24,02±1,14 mg/L, dan konsentrasi asam
klorogenat meningkat masing-masing menjadi 151,53±0,50; 148,32±1,21;
146,24±1,38; 143,76±1,08 mg/L.
Hasil analisis eksperimen menggunakan KCKT dibandingkan dengan pengujian
RSM menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Persentase deviasi untuk
konsentrasi kafein berkisar antara 0,17-3,19 % dan 0,32-2,99 % pada asam
klorogenat. Kondisi optimum fermentasi dicapai pada konsentrasi gula 6,77 %
b/v, suhu inkubasi 25°C dan lama inkubasi 18 hari.
Uji toksisitas akut dilakukan menggunakan ikan zebra berdasarkan terjadinya
kecacatan pada embrio ikan zebra setelah pemberian KC. LC50 diperoleh dengan
nilai 1294,29 ppm. LC50 ini dikategorikan aman menurut Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD). Berdasarkan parameter Kroes
TTC decision tree, senyawa kafein dan asam klorogenat dalam KC berada pada
nilai ambang batas paparan yang aman.
Studi interaksi ligan alami, kafein, dan asam klorogenat menunjukkan nilai ikatan
energi masing-masing sebesar -13,33; -5,61; -8,01 kkal/mol. Interaksi ini
menunjukkan bahwa ligan alami, kafein dan asam klorogenat memiliki residu
asam amino yang sama yaitu ALA51, sedangkan kafein dan ligan alami memiliki
residu asam amino yang sama yaitu ALA51 dan MET123.
Uji anti obesitas secara in vitro menggunakan enzim lipase pankreas menunjukkan
bahwa KC memiliki nilai IC50 sebesar 5,39 ppm. Uji aktivitas farmakologi ikan
zebra (Danio rerio) setelah pemberian KC dengan konsentrasi 250; 500; 1000
ppm menghasilkan penurunan Indeks Massa Tubuh (IMT) masing-masing sebesar
3,13; 6,67; 9,09 %, sedangkan berat badan masing-masing menurun sebesar 8,84;
13,62 dan 19,48 %. Konsentrasi glukosa darah masing-masing menurun sebesar
19,27; 20,72; 22,12 %, dan konsentrasi trigliserida masing-masing menurun
sebesar 28,47; 30,47; dan 37,76 %.
Uji hedonik dan deskriptif dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dan uji cita
rasa produk KC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih menyukai
KC original daripada KC dengan penambahan cita rasa.
Sebagai kesimpulan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KC berpotensi
untuk digunakan pada program penurunan berat badan.