digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MUHAMMAD NURFADILAH
PUBLIC Latifa Noor

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
EMBARGO  2027-09-09 

MUHAMMAD NURFADILAH
PUBLIC Latifa Noor

Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena umum yang dihadapi industri pada sistem perpipaan. Bahan yang umumnya digunakan pada berbagai peralatan industri minyak ialah logam baja karbon dikarenakan memiliki kekuatan mekanik yang baik dengan harga yang relatif murah. Inhibitor korosi merupakan senyawa yang bila ditambahan dalam jumlah tertentu dapat menurunkan laju korosi dalam media yang agresif secara efisien dan ekonomis. Senyawa kafein telah diteliti sebagai inhibitor korosi karena merupakan senyawa organik yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini, akan disintesis senyawa turunan kafein, yaitu 8 bromokafein. Setelah disintesis, senyawa tersebut akan dikarakterisasi dengan FTIR dan NMR. Kemudian senyawa tersebut akan diuji aktivitasnya dengan metode EIS dan Tafel. Dari data EIS diperoleh nilai inhibisi (?) untuk kafein mencapai 32,26% pada 40 ppm dan untuk 8 bromokafein mencapai 80,76% pada 45 ppm dalam NaCl 1%. Berdasarkan data Tafel, kafein dan 8-bromokafein adalah tipe inhibitor campuran yang mengurangi reaksi pada katoda (bc) dan anoda (ba) dalam sistem. Nilai (?) untuk kafein mencapai 48,62% pada 40 ppm dan untuk 8-bromokafein mencapai 54,61% pada 45 ppm dalam NaCl 1%. Nilai arus korosi (icorr) berkurang dari 81,71 µA cm-2 mejadi 41,97 µA cm-2 untuk kafein dan 3,08 µA cm-2 untuk 8 bromokafein. Pada kondisi yang sama, nilai laju korosi mengalami penurunan dari 955,3 µm tahun-1 hingga 490,9 µm tahun-1 (kafein) dan 433,6 µm tahun-1 (8-bromokafein).