digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aisyah Kamilah Abidin
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aisyah Kamilah Abidin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Tanaman tersebut menghasilkan minyak sawit yang nilai produksinya terus meningkat setiap tahun. Minyak sawit diolah menjadi RBDPO (refined, bleached, and deodorized palm oil) yang kemudian dipisahkan untuk menghasilkan dua jenis fraksi, yaitu fraksi padat PS (palm stearin) dan fraksi cair PO (palm olein). Palm stearin mengandung trigliserida utama berupa PPP dan POP. PPP dan POP merupakan trigliserida spesial karena dapat digunakan sebagai pakan tinggi lemak dan bahan baku produk pangan fungsional berupa lemak terstruktur. Dari berbagai jenis lemak terstruktur yang ada, beberapa di antaranya adalah lemak pensubstitusi lemak air susu ibu (ASI) dan lemak pensubstitusi lemak coklat. Pada penelitian ini, pembuatan lemak padat PPP dan POP dilakukan dengan menggunakan bahan baku palm stearin dan metode fraksinasi dua tahap menggunakan pelarut. Pengaruh dari penggunaan pelarut diamati dengan memvariasikan rasio palm stearin terhadap pelarut dengan perbandingan 1:8; 1:10; dan 1:12 w/v. Fraksinasi tahap pertama dilaksanakan pada temperatur 25?C, 38?C, dan 45?C untuk mendapatkan fraksi padat dan fraksi cair. Fraksi cair tersebut akan diolah lebih lanjut melalui proses fraksinasi tahap kedua untuk menghasilkan fraksi padat. Padatan yang dihasilkan dari setiap tahap dianalisis untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan pelarut dan temperatur fraksinasinya terhadap perolehan serta kualitas padatannya. Peningkatan perbandingan palm stearin terhadap pelarut serta peningkatan temperatur fraksinasi cenderung menghasilkan penurunan pada perolehan fraksi padat I, sedangkan fraksi padat II meningkat. Padatan dari fraksinasi tahap pertama menghasilkan temperatur leleh pada rentang 56?C-68?C dan fraksi padat II menghasilkan temperatur leleh pada rentang 51?C-64?C. Dari hasil tersebut, fraksi padat I dapat dikatakan sebagai fraksi kaya PPP, sedangkan fraksinasi tahap kedua masih belum berhasil memproduksi fraksi kaya POP.