COVER Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Qistan Naufal Faryzan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Tumpahan minyak di laut merupakan permasalahan serius yang sangat
berdampak pada lingkungan. Kebocoran minyak yang terjadi pada 12 Juli 2019 di
lepas pantai Karawang merupakan salah satu kejadian pencemaran lingkungan yang
telah berdampak negatif, baik terhadap vegetasi maupun kesehatan masyarakat.
Pengendapan minyak perlu mendapat penanganan yang tepat. Salah satu proses
yang dapat mendukung penanganan ini adalah fitoremediasi yang diperankan oleh
vegetasi mangrove. Akan tetapi, peran tersebut memiliki risiko terganggunya
pertumbuhan dan ketahanan mangrove terhadap lingkungan, sehingga perlu
dilakukan penanganan dengan mengetahui distribusi areal yang rentan akan
kerusakan menggunakan informasi spasial. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan peta distribusi dari cemaran hidrokarbon serta tingkat gangguannya
terhadap ekosistem mangrove di Pesisir Pusakajaya Utara Karawang menggunakan
teknologi penginderaan jauh berupa citra multispektral. Citra yang digunakan
adalah citra landsat 7 serta SPOT 7. Citra tersebut digunakan dalam menganalisis
hidrokarbon dan nilai pemencaran morfometrik mangrove menggunakan Band
SWIR II pada Landsat 7, Indeks Fluorescence, dan Indeks Vegetasi (Green Leaf
Index dan Global Environmental Monitoring Index) yang dimodelkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model PAH yang didapat adalah PAH = 18.9 +
(629.3 * B7) – (95.9 * FI) + 10.4 dengan R2
= 0,6. Peta distribusi konsentrasi
hidrokarbon yang didapat, area didominasi oleh kelas rendah dengan rentang nilai
konsentrasi 31-34%. Area terbilang cukup baik walaupun masih perlu penangan
karena kandungan PAH masih diatas ambang minimal baku mutu air. Model nilai
morfometrik daun didapat CV = 10.5 + (239.99*GLI) + (7.29E-06*GEMI) + 1.7
dengan R2
= 0.89. Distribusi tingkat gangguan mangrove pada area didominasi
oleh kelas sedang dan rendah dengan luasan berturut-turut 1,9 dan 1,8 ha. Distribusi
area kerusakan yang dihasilkan didominasi oleh kelas sedang dengan luasan 6,7 ha.
Area kerusakan pada masing-masing kelas perlu diberikan perlakuan yang berbeda
sesuai tingkatan kerusakannya.