Cagar Alam Patengan I merupakan salah satu kawasan konservasi yang terdapat di Jawa Barat. Cagar alam ini berdampingan dengan taman wisata alam, perkebunan teh PTPN VIII Rancabali, dan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Perum Perhutani. Banyaknya aktivitas masyarakat ke dalam kawasan yang berbatasan dengan Cagar Alam Patengan I diduga memberikan pengaruh efek tepi terhadap Cagar Alam Patengan I. Kehadiran efek tepi pada suatu kawasan hutan dapat memengaruhi struktur, fungsi dan komposisi tumbuhan di kawasan tersebut. Kehadiran efek tepi dapat dilihat dari perbedaan komposisi dan struktur komunitas tumbuhan dari tepi hingga ke interior hutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan struktur komunitas tumbuhan pada empat area kajian yaitu tiga area tepi Cagar Alam Patengan I yang berbatasan dengan jalan, hutan produksi terbatas dan
kebun teh, serta satu area pada zona interior sebagai pembanding. Analisis vegetasi dilakukan pada bentuk hidup pohon, tiang, pancang, herba dan semak dengan membuat plot lingkaran
dengan masing-masing ukuran jari-jari 17,8 m (untuk pohon), 5 m (untuk tiang), 2 m (untuk pancang), serta 1 m (untuk herba dan semak). Data dianalisis untuk menentukan Indeks Nilai
Penting (INP), Indeks Shannon-Wiener (H’), Indeks Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan. Hasil analisis vegetasi menunjukkan terdapat 50 spesies tumbuhan dari berbagai bentuk hidup
(herba, perdu/semak, pancang, tiang, dan pohon). Herba dengan INP tertinggi pada area
penelitian adalah sebagai berikut, Bartlettina sordida (interior), Ageratina riparia (kebun teh
dan HPT), dan Oplismenus hirtellus (jalan), sedangkan semak dengan INP tertinggi yaitu
Solanum pseudocapsicum (kebun teh), Strobilanthes sp. (jalan), dan Elatostemma sp. (HPT).
Dalam bentuk hidup pancang spesies dengan INP tertinggi yaitu Macropanax sp. (kebun teh),
Saurauia sp. (jalan), dan Kibara coriacea (HPT). Pohon dengan INP tertingi pada area yang
diteliti adalah Quercus sp. (interior), Ficus sp. (kebun teh), Lithocarpus sp. (jalan), dan
Altingia excelsa (HPT). Keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks Shannon-Wiener (H’)
yang diperoleh untuk masing-masing bentuk hidup pada interior, area perbatasan kebun teh,
jalan, dan HPT secara berturut-turut berkisar antara 0-1,66; 0-1,56; 0,41-1,97; dan 0-1,04.
Nilai keanekaragaman jenis yang diperoleh termasuk kategori rendah. Pada keempat area
kajian tidak ditemukan dominansi (C) spesies tertentu. Indeks kemerataan (E) dari masing-
masing bentuk hidup yang ditemukan pada area di zona interior, area perbatasan kebun teh,
jalan, dan HPT secara berturut-turut berkisar antara 0-0,51; 0-0,39; 0,03-0,58; dan 0-0,75.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat indikasi pengaruh efek tepi pada kawasan
Cagar Alam Patengan I berdasarkan perbedaan komposisi jenis tumbuhan pada setiap tingkat
vegetasi, Indeks Kemerataan (E) yang rendah yang mengindikasikan kemelimpahan untuk
masing-masing bentuk hidup di keempat area tidak merata, Indeks kesamaan (IS) komposisi
yang rendah serta mulai masuknya spesies invasif pada kawasan ini.