ABSTRAK Abdulloh Kafa Bihi
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Kanker payudara merupakan kanker dengan persen kematian tertinggi pada perempuan.
Pada tahun 2018, sebanyak 15% (sekitar 630.000) pengidap kanker pada perempuan yang
meninggal merupakan pengidap kanker payudara. Metode terapi kanker payudara yang
paling umum digunakan saat ini adalah pembedahan, radioterapi dan kemoterapi
menggunakan senyawa sitotoksik seperti Doxorubicin. Akan tetapi, metode pengobatan
tersebut memiliki efek negatif. Oleh karena itu, saat ini banyak dilakukan riset mengenai
terapi kanker payudara dengan efek negatif yang lebih rendah, seperti terapi menggunakan
senyawa bahan alam. Cryptocarya adalah nama genus tumbuhan yang banyak digunakan
sebagai tanaman obat tradisional. Ekstrak Cryptocarya diketahui memiliki efek biologis
yang beragam seperti anti-inflamasi, antimikroba, antituberkulosis, dan aktivitas sitotoksik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Cryptobrachytone C, senyawa yang diisolasi dari
Cryptocarya pulchinivera, memiliki efek sitotoksik pada lini sel kanker payudara MDAMB-
23 dan lima lini sel kanker lainnya. RNA-seq dari lini sel kanker MCF-7 yang
diberikan perlakuan Cryptobrachytone C telah dilakukan sebelumnya. Terdapat dua sampel
yang digunakan dalam RNA-seq: sel MCF-7 tanpa perlakuan dan sel MCF-7 dengan
perlakuan Cryptobrachytone C 12,94 ?M (IC50) yang dikultur selama 24 jam. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis data RNA-seq dan memverifikasi hasil analisis data RNAseq
tersebut menggunakan RT-qPCR. Analisis data RNA-seq dilakukan dengan protokol
Tuxedo. Terdapat tiga gen pilihan hasil dari analisis data RNA-seq, yaitu LDOC1, NFKBIZ,
dan HRK. Uji kuantitatif ekspresi relatif LDOC1, NFKBIZ, dan HRK pada lini sel MCF-7
dilakukan menggunakan qPCR dengan gen kontrol internal 18S rRNA. Terdapat lima
perlakuan uji qPCR, yaitu perlakuan Cryptobrachytone C dengan konsentrasi 4,31 ?M
(IC25), 12,94 ?M (IC50), dan 38,89 ?M (IC75); perlakuan Doxorubicin 0,5 ?g/mL; dan
kontrol negatif. Analisis in-silico lanjutan untuk mengetahui interaksi antara
Cryptobrachytone C dengan protein faktor transkripsi gen LDOC1 dan HRK dilakukan
dengan molecular docking menggunakan perangkat lunak AutoDock Vina. Tingkat
ekspresi gen LDOC1, NFKBIZ, dan HRK berdasarkan analisis RNA-seq pada kelompok
perlakuan Cryptobrachytone C lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
(upregulated). Ekspresi relatif LDOC1 pada semua perlakuan (IC25, IC50, IC75, dan
Doxorubicin) lebih rendah dibandingkan kontrol negatif (downregulated). Ekspresi relatif
NFKBIZ pada perlakuan Doxorubicin, IC50, dan IC75 lebih rendah dibandingkan kontrol
negatif, sedangkan pada perlakuan IC25, ekspresi relatifnya tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol negatif. Ekspresi relatif HRK pada perlakuan IC75 lebih rendah
dibandingkan kontrol negatif, sedangkan pada perlakuan IC25 dan IC50, ekspresinya tidak
berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Di lain sisi, ekspresi relatif
HRK pada perlakuan Doxorubicin lebih tinggi dibandingkan kontrol negatif. Hasil uji
qPCR menunjukkan bahwa gen LDOC1, NFKBIZ, dan HRK mengalami downregulation,
terbalik dengan hasil analisis RNA-seq yang seharusnya upregulated. Oleh karena
berdasarkan penelitian sebelumnya Cryptobrachytone C memiliki efek sitotoksik pada lini
sel kanker, hasil uji qPCR pada NFKBIZ ini sesuai dengan peran protein I?B? dalam
menghambat apoptosis dan memicu proliferasi sel. Di lain sisi, hasil ekspresi relatif
LDOC1 dan HRK terbalik dengan perannya sebagai gen pro-apoptosis. Analisis molecular
docking menunjukkan bahwa Cryptobrachytone C dapat berikatan pada situs pengikatan
yang sama dengan SAH (AdoHcy), inhibitor dari DNMT1. Protein DNMT1 diketahui
dapat menekan ekspresi LDOC1 dan HRK. Dengan demikian, diprediksi bahwa
Cryptobrachytone C berkompetisi dengan SAH sehingga DNMT1 tidak lagi terhambat.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa perlakuan Cryptobrachytone C terhadap sel MCF-
7 menurunkan ekspresi relatif gen LDOC1, NFKBIZ, dan HRK.